Dua Tahun Tukang Bubur Naik Haji The Series

Jumat (30/5) pagi, Yayasan Panti Jompo Tresna Werdha Budi Mulia 1 yang terletak di Jalan Bina Marga, Jakarta Timur, ramai dengan sejumlah artis. Ternyata hari itu diadakan acara syukuran Tukang Bubur Naik Haji The Series yang genap tayang selama dua tahun di RCTI.

Rombongan artis Tukang Bubur Naik Haji The Series (TBNH) disambut oleh 212 penghuni panti jompo tersebut dengan alunan lagu yang diiringi permainan angklung mereka, Penghuni panti jompo tersebut menyanyikan lagu Hari Tua Bahagia.

Artis TBNH yang hadir antara lain Latief Sitepu yang berperan sebagai Haji Muhidin, Andi Arsyl Rahman yang berperan sebagai Robi, Nani Wijaya (Mak), Uci Bing Slamet (Rodiah), Marini Zumarnis (Umi Maryam), Derry Sudarisman (Encing Mahmud), penulis cerita Imam Tantowi, dan lain-lain.

Imam Tantowi saat memberikan sambutan, mengaku senang bisa berada di tengah-tengah nenek-nenek dan kakek-kakek penghuni yayasan panti jompo milik Pemda DKI itu. Menurut Imam, ia pun sebentar lagi akan menjadi orang jompo, karena usianya telah lebih dari tujuh puluh tahun. Namun ia merasa bersyukur, dalam usia itu ia masih bisa menjadi manusia yang produktif.

Sementara itu Latief Sitepu yang berperan sebagai Haji Muhidin, mengucapkan rasa terima kasih kepada dukungan para penghuni yayasan panti jompo, yang ternyata sangat mengenali dirinya. Sejak Latief Sitepu keluar dari mobilnya, para penghuni panti berbisik-bisik mengenal Latief Sitepu.

Sedangkan Derry Sudarisman yang juga diberi kesempatan bicara di atas panggung mengungkapkan kebahagiaannya berada di tengah orang jompo. "Yakinlah, kalau kita berbagi rezeki kepada orang-orang yang sudah tua, Tuhan pasti akan memberikan kita kelebihan. Baik itu rezeki maupun kesehatan," ujar komedian ini, saat di jumpai di Yayasan Panti Jompo Tresna Werdha Budi Mulia 1, Jakarta Timur, Jumat (30/5).

Sementara itu Head of PR and Promotion SinemArt Productions Abdul Aziz mengatakan, perayaan dua tahun penayangan TBNH dilakukan di panti jompo, karena beberapa bintang TBNH memang merupakan artis yang sepuh. "Ada Pak Latief Sitepu, Ibu Nani Wijya, Ibu Connie Sutedja, Ibu Etty Sumiaty, dan lainnya. Jadi ya ada kaitannya karena kami ingin berbagi kebahagiaan," ujar Aziz.

Pada kesempatan kunjungan ke yayasan panti jompo tersebut, SinemArt memberikan bantuan berupa uang tunai, kebutuhan penghuni, seperti diaper untuk orang tua dan makanan. Pemberian sumbangan dilakukan oleh Nani Wijaya, Connie Sutedja, dan Marini Zumarnis mewakili para artis.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan joget bareng artis dan beberapa nenek dan kakek penghuni panti jompo itu. Sejumlah lagu dangdut dilantunkan oleh Uci Bing Slamet dan Derry Sudarisman, antara lain Terajana dan Putus Cinta.

Hikmah Peran

Marini Zumarnis yang berperan sebagi Umi Maryam, istri ustaz Zakaria (El Manik) mengungkapkan, selama dua tahun berperan sebagai Umi Maryam, ia jadi banyak menghafal ayat-ayat Al-Quran. Perannya dalam sinetron tersebut juga menambah wawasannya tentang agama Islam.

"Alhamudillah, peran saya sebagai Umi Maryam jadi menambah wawasan agama dan memberikan sikap yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Saya jadi sering diminta berceramah di pengajian ibu-ibu. Nah, ayat-ayat yang sering saya hafalkan saat berperan sebagai Umi Maryam, bisa saya sampaikan ketika berceramah. Hafalan surat Al-Quran jadi semakin banyak," kata Marini, yang sekarang aktif dalam kelompok pengajian.

Pengaruh berperan sebagai Umi Maryam, membuat Marini bertambah kepekaan hati nuraninya pada kehidupan orang lain. Itu sebabnya, bersama kelompok pengajiannya Marini sering melakukan bakti sosial pada mereka yang membutuhkan, seperti bagi-bagi sembako.

Sementara itu, berperan sebagai Encing Mahmud, juga mempengaruhi jiwa Derry Sudarisman. Derry yang tadinya mempunyai sifat temperamental, gara-gara berperan sebagai Encing Mahmud yang mempunyai sifat sangat sabar, akhirnya juga ikut terbawa dengan karakternya tersebut. "Dulu saya orangnya temperamental. Tetapi alhamdulillah, gara-gara berperan sebagai Encing Mahmud, sifat saya jadi lebih sabar," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dina Lorenza yang berperan' sebagai Riyamah. Gara-gara peran tersebut, Dina Lorenza jadi banyak belajar cara hidup bertetangga secara Islam. Terutama, ia harus sabar menghadapi sikap Haji Muhidin, tetangganya yang selalu merasa bersaing dengan Tulang Togu, karena sama-sama memiliki toko.

Latief Sitepu pun mensyukuri perannya sebagai Haji Muhidin meski dalam cerita Muhidin digambarkan sebagai trouble maker. Lantaran peran tersebut, ia jadi terkenal hingga ke Singapura dan Malaysia. "Biarpun peran saya dibenci, tetapi ternyata penggemar saya makin banyak. Bahkan penggemar dari Singapura dan Malaysia. Nah, di Subang, ada penggemar yang pernah pecahkan pesawat televisinya gara-gara gemas sama Haji Muhidin, hahaha," paparnya.

"Dia bilang, dia kesal melihat perilaku saya, tetapi dia jadi ingin tahu dengan ulah Haji Muhidin di setiap episodenya. Dia juga bilang, peran saya bikin kesal, tetapi ada sisi lucunya. Nah, penggemar saya yang sampai memecahkan televisi itu, jumlahnya sampai delapan puluh orang," tambah Latief Sitepu.

Meskipun usianya sudah 72 tahun, Latief masih bersemangat berperan sebagai Haji Muhidin. Bahkan, kapanpun SinemArt menggelar acara jumpa penggemar, Latief pasti ikut.

"Sinetron ini sangat memberikan berkah pada banyak orang. Artis-artis pendukungnya sudah sampai bisa beli rumah dan mobil, kru-krunya sudah sampai bisa beli mobil. Jadi saya harus mendukung agar sinetron TBNH ini bisa terus berkelanjutan. Makanya, biarpun saya sedang sakit, kalau tidak terlalu parah, saya pasti tetap menjalani syuting atau jika ada undangan pagi-pagi untuk jumpa dengan penggemar, saya pasti datang," ujar Latief Sitepu.

Digemari Masyarakat

Di saat sejumlah sinetron hanya bisa mencapai 20 hingga 30 episode, cukup baik bila ternyata sinetron TBHN bisa mencapai lebih dari 1194 episode. Penulis skenario TBNH Imam Tantowi mengungkapkan, salah satu kunci sukses sinetron TBNH, karena sinetron tersebut sarat berisi dakwah.

"Dakwah yang kami sampaikan itu secara ringan. Jadi penonton tidak merasa kami gurui. Dakwah itu kan tidak harus di dalam masjid," Ujai Imam Tantowi.

TBNH faktanya memang merupakan sinetron yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan semua umur. Dalam sinetron tersebut, banyak adegan-adegan yang merupakan komedi situasi. Para artisnya berakting serius, tetapi pemirsa di rumah melihatnya sebagai hal yang lucu.

Misalnya saja saat adegan tayangan Rabu (21/5), dua pekan lalu, Haji Muhidin berpapasan dengan Ulah (Amelia Ikawati) di jalan. Saat itu Ulah sedang mendorong kereta bayi tetangganya. Tiba-tiba Haji Muhidin mengomentari, "Wah, Ulah sekarang sudah jadi babby sitter ya. Emangnya suami lo udah nggak sanggup kasih uang belanja?" Padahal Ulah mengasuh bayi itu, karena dia memang suka dengan anak-anak. Tentu saja celetukan Haji Muhidin ditanggapi sinis oleh Ulah.

TBNH juga mengupas banyak sisi kehidupan masyarakat, karena dalam sinetron tersebut ada peran pekerja bengkel motor, peran pemilik toko, peran pelajar SMA, peran ustaz, peran karyawan kantor, dan lain-lain. Dari masing-masing peran tersebut, ada cerita mereka. Misalnya peran pelajar SMA yang mengupas Hisyam (Adam) yang menaksir anak Ustaz Zakaria, Maesaroh (Cut Syifa).

Selain itu cerita yang diangkat dalam sinetron TBNH juga selalu sesuai dengan kondisi yang sedang berlangsung di masyarakat. Misalnya tema Pemilu Caleg, Paedofilia, perceraian, dan lain-lain. Sementara itu, para artis yang terlibat dalam sinetron TBNH mensyukuri dilibatkan dalam sinetron tersebut. Karena, mereka tidak pernah syuting sampai pagi, seperti kebanyakan syuting sinetron lainnya.

"Main dalam sinetron ini, saya rasakan seperti karyawan yang mempunyai jam kerja tetap. Saya mulai syuting pukul sebelas siang, pukul sepuluh malam sudah di rumah. Karena tokoh yang ada dalam sinetron ini sangat banyak dan masing-masing tokoh itu mempunyai cerita. Sehingga artis yang terlibat, syutingnya bisa bergantian. Dengan jam kerja yang pendek dan teratur, akting artisnya juga bisa segar. Enggak kecapekan," ujar Dina Lorenza.

 

(Cek & Ricek, Edisi 823, 4-10 Juni 2014)