Syahnaz Sadiqah : Kaki Memar Tetap Enjoy Syuting

Tidak mudah membintangi sinetron drama laga, karena ada adegan perkelahiannya. Apalagi buat artis yang baru pertama kali bermain sinetron dan juga tidak punya dasar ilmu bela diri. Hal inilah yang dihadapi oleh Syahnaz Sadiqah. Meskipun begitu, akhirnya adik Raffi Ahmad ini berhasil menyesuaikan diri dan mengaku senang ikut main dalam sinetron 7 Manusia Harimau. Belakangan Syahnaz mengaku ketagihan beradegan laga meski dengan risiko kaki memar. Ciaatt!

Rabu (19/11) siang itu, Syahnaz Sadiqah bersama teman-teman artis yang ikut membintangi sinetron 7 Manusia Harimau sedang duduk lesehan di bawah pohon di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Cuaca cukup panas. Syahnaz sebenarnya sedang jeda syuting. Meskipun begitu, ternyata adik Raffi Ahmad itu tidak memilih istirahat atau tidur di dalam mobilnya yang ber-AC. Dia lebih memilih ngobrol dengan sejumlah artis, sambil bersila beralaskan tikar plastik.

Siapa sangka, Syahnaz yang selama ini imejnya sangat lekat sebagai host acara musik Dahsyat di RCTI, ternyata bisa juga beradegan laga dalam sinetron 7 Manusia Harimau yang ditayangkan setiap malam di RCTI pada pukul 20.30 WIB, mulai dua pekan lalu.

Diakui Syahnaz, saat pertama kali melakukan adegan perkelahian dalam sinetron laga itu, badannya sempat terasa pegal-pegal dan biru-biru selama beberapa hari. Tetapi untunglah, mojang Bandung ini tidak sampai mendatangkan tukang pijat ke rumah atau minum obat-obatan tertentu untuk mengatasi rasa sakitnya. "Dinikmati saja," katanya.

Bukan itu saja, sepanjang berada di lokasi syuting di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, yang berlangsung sejak jam 8 pagi hingga tengah malam, Syahnaz terus-menerus berada di alam terbuka atau out door. Padahal, cuaca berubah dari panas ke dingin dengan sangat cepat, yang selalu disertai angin kencang.

"Alhamdulillah fisik saya kuat. Sampai menjalani syuting episode ke-14 ini, saya tidak pernah sakit. Mudah-mudahan sih jangan sampai jatuh sakit ya. Dengan terlibat di sinetron, jam tidur saya juga jadi berkurang sih. Namun saya berusaha terus menjaga kesehatan dengan minum vitamin," papar Syahnaz saat dijumpai di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (19/11).

Keluarga Mendukung

Sepanjang syuting yang telah berlangsung sebulan lebih itu, Syahnaz memang jarang sekali berteduh di mobilnya, seperti yang biasa dilakukan oleh para artis lainnya saat jeda syuting. "Daripada sendirian di mobil, saya lebih senang berkumpul dengan artis-artis lainnya. Bisa sharing berbagai hal tentang akting, hahaha," kata Syahnaz.

Keterlibatan Syahnaz dalam sinetron drama laga ini merupakan yang pertama kali. Syahnaz mengaku tertarik untuk ikut membintangi sinetron yang diproduksi oleh SinemArt Productions itu, setelah membaca skenarionya.

Cerita 7 Manusia Harimau memang diangkat dari novel yang ditulis oleh Motinggo Busye dan menjadi legenda di masyarakat Bengkulu dan Jambi.

"Sebenarnya tawaran dari SinemArt untuk bermain sinetron sudah datang sejak lama. Tetapi saya belum punya waktu. Baru sekarang bisanya. Alhamdulillah dapat cerita yang bagus," kata artis kelahiran 30 Oktober 1993 itu

Sebenarnya Syahnaz sempat ragu saat menerima tawaran, karena ternyata sinetron 7 Manusia Harimau merupakan sinetron drama laga yang dibumbui dengan adegan perkelahian. Tetapi keluarga mendukung agar Syahnaz coba dulu bermain dalam sinetron itu. Setelah main hingga lebih 14 episode, Syahnaz merasa enjoy.

"Terus terang, saya memang tidak punya dasar ilmu bela diri. Jadi sempat kesulitan waktu ada adegan berkelahi. Untungnya di sini ada Robert Santosa yang merupakan penasihat adegan laga dan mengajari kami teknik berkelahi di sinetron. Jadi lama-lama saya juga bisa melakukan adegan berkelahi," kata bungsu dari tiga bersaudara ini.

Kesulitan lainnya yang dihadapi Syahnaz saat menerima peran sebagai Karina, gadis yang merupakan anak seorang dukun Lebai Karat (Adjie Pangestu), adalah kebingungan mencari referensi karakter Karina seperti apa yang pas dihidupkan di sinetron ini. Maklum, Syahnaz belum punya ilmu akting yang mumpuni.

Akhirnya ia mendalami karakter Karina hanya dari gambaran yang ada dalam skenario dan pengarahan sutradara. Ya, agak meraba-raba.

"Di sini kan ada adegan misalnya saya mengeluarkan kesaktian untuk mengobati orang. Nah, saya belum tahu tuh caranya orang sakti mengobati pasien. Untung sutradaranya mau mengajari saya. Kalau yang lain menghafal dialog sih sambil jalan saja belajarnya. Semoga pemirsa suka ya dengan akting saya," tandasnya.

 

(Cek & Ricek, Edisi 848, 26 November - 2 Desember 2014)