Syahnaz Sadiqah : Saya Butuh Energy yang Banyak!

PERJALANAN karler Syahnaz Sadiqah, 22 th, di dunia entertainment berjalan mulus. Adalah sang kakak Raffi Achmad yang mengajak dan membimbingnya menjadi host acara musik Dahsyat. Sukses mendampingi Billy Syahputra selama setahun, gadis kelahiran Bandung 30 Oktober itu, telah membawanya untuk muncul diberbagai acara televisi. Di antaranya di acara infotainment Intens (RCTI), bintang Pesbukers (AN-Tv), Korslet (Trans TV), Catatan Si Olga (AN-Tv) dan Ngabuburit (Trans TV) dan sempat main film Olga & Billy Lost in Singapore (2014).

Wara-wirinya gadis kelahiran Bandung ini, telah menarik perhatian rumah produksi SinemArt. Maka diajaklah Nanaz - begitu dia biasa dipanggil - terjun ke dunia sinetron untuk membintangi sinetron stripping Kita Nikah Yuk (2014) dan 7 Manusia Harimau (2014).

Nah, sebagai Karina di sinetron garapan sutradara Karsono Hadi itulah, popularitas Nanaz terus melambung. Tokoh protagonist ini, sama seperti bintang lainnya, Nanaz juga harus melakukan adegan fighting.

"Padahal, aku nggak bisa fighting. Jadi mula-mulanya mengalami kesulitan. Maklum, aku nggak bisa fighting. Basic fighting nggak ada. Jadi masih menemui kesulitan. Tapi lama-lama sudah biasa, walau belum sempurna," ujar Nanaz memulai perbincangannya dengan Muntaco Fado dari Tabloid BintangFilm di lokasi syuting di Buperta, Cibubur.

Untuk itu, Nanaz mengakui memang membutuhkan energi yang lebih banyak.

"Ya, dibanding sinetron biasa, di 7 Manusia Harimau lebih menguras energi. Adegannya berat, beda dengan ketika main di Kita Nikah Yuk, yang cuma drama biasa. Jadi standard lah. Maklum, saya ini masih pemula jadi terkadang terkaget-kaget. Terus terang waktu pertama kali main sinetron, saya deg-degan juga. 'Kan baru mulai. Tapi ternyata orang-orangnya seru. jadi enjoy deh! Semakin lama ya semakin lumayan. Jadi tahu, acting itu seperti apa, jadi host seperti apa," papar adik bungs Raffi Ahmad ini.

Bedanya nge-host dan main sinetron ? "Hari-hari pertama nge-host lebih sulit daripada main sinetron. Nge-host itu bikin bingung, mau ngomong apa. Enggak ngerti. Karena enggak dikasih naskah, beda sama sinetron. Cuman dibriefing, di depan memang ada matador, ada layar bisa dibaca tapi karena baru, pemula, ya susah juga," jelasnya.

Berarti harus ngerti permasalahan dong ? "Harus punya bekel pengetahuan. Harus, walau bahan-bahannya sudah disediain. Kita wajib ngerti soal apa, di segment mana, di layar itu ada yang kita baca, kita kembangkan. Kita berinteraksi dengan penonton yang di rumah, harus bisa membangun suasana. Diulang-ulang, seperti di film take berkali-kali, enggak sih.

Bimbingan Raffi

Nanaz merasa beruntung punya kakak Raffi Ahmad, karena berkat ketekunan sang kakak untuk nuntun sampai dia bisa. Dan ini tidak bisa dipungkiri keberhasilan Nanaz, tidak lepas dari peran Raffi dalam    perjalanan karier Nanaz. Tidak terganggu dengan tudingan itu?

"Kalau aku pribadi sih ngak ada gangguan, ngak gimana, gitu. Aku sih nggak masalah. Cuma, ya itulah orang selalu bilang aku adiknya Raffi, tapi aku kan udah pisah kerjanya dari Raffi. Aku udah ke sinetron, jadi mau nunjukkin juga kalo aku bisa sendiri tanpa kakakku," tukasnya lagi.

Enak gak sih dibimbing oleh kakak sendiri ? "Enak, enak. Apalagi, kakakku sering ngasih tahu. Ngebimbing,... jeleknya apa, kurangnya apa,.....marah ?. Ada.....kalau aku bikin dia kesel. Kalau aku telat dateng.....dia marah. Begitu juga kalau pulang telat, dia marah. Mamah ngebimbing juga, tapi bukan untuk ngajarin. Maksudnya, ngontrol aja. Biar hanya setahun, karena jadi host aku jadi tambah pengalaman, tambah pengetahuan, banyak pelajaran yang bisa diambil," sambung mantan "teman dekat" dari Billy Syahputra.

Pengen jadi pianis

Nanaz yang awalnya pengen jadi pianist, memang sebenarnya tidak berniat untuk bekerja di dunia entertainment Meski kakaknya Raffi sudah lebih dulu sukses, tapi dia tidak tertarik untuk mengikuti jejak sang kakak. Karena dia ingin menyelesaikan kuliahnya di Universitas Parahiyangan, Bandung. Tapi ketika sang kakak terus mendorong untuk coba-coba menekuni dunia acting di sinetron, akhirnya Nanaz luluh juga.

"Jadi aku terpaksa cuti dulu deh. Padahal baru semester III jurusan bisnis. Karena saat coba-coba di dunia entertainment, ternyata mengganggu juga jadwal kuliah. Ya, begitu bangun tidur terus berangkat ke lokasi syuting, pulangnya sampai larut malam. Syuting sinetron 7 Manusia Harimau memang membutuhkan konsentrasi yang penuh. Karena aku ingin professional, jadi keinginan meneruskan kuliah terpaksa ditunda dulu. Konsentrasi dulu deh di profesi acting ini," tukas Nanaz, yang mengakui beda nge-host dengan kegiatan acting. "Kalau host 'kan cuman dua jam. Tak begitu lama. Kalau sinetron, wah...sudah diprediksi deh..!"

Kalau dulu Nanaz selalu olahraga, seminggu 2 kali pasti olah raga pilates. Sekarang, karena sibuk syuting jadi agak susah. "Udah keburu capek duluan," katanya. Begitu juga kegiatan travelling, terpaksa ditunda karena memang ngatur waktunya yang susah.

Meski kegiatan acting telah menguras waktunya, tapi Nanaz tetap bertekad untuk tetap menggeluti dunia acting. Karena ada yang ingin dikejarnya. "Aku ingin peran antagonis. Itu target aku dan akan aku perjuangkan," tekad Nanaz, yang sangat memperhatikan soal baju dan sepatunya yang dikenakannya.

Menutup pembicaraannya dengan BintangFilm, Syahnaz menyatakan tidak aji mumpung untuk mengambil berbagai tawaran pekerjaan di panggung hiburan. Ada satu tawaran pekerjaan yang tak akan diterimanya. Ia merasa tak cocok dengan pekerjaan tersebut dan tak mau ambil resiko untuk melakukannya.

"Pokoknya kalau nyanyi aku nggak. Kalau nge-host, presenter dan akting oke saja aku juga minta persetujuan Raffi untuk ambil job,"

Khusus untuk menolak tawaran pekerjaan menyanyi," Syahnaz punya alasan sendiri. "Suara aku jelek, lagian nggak ada juga yang nawari aku nyanyi," kata Syahnaz sembari Tertawa.

 

(Bintang Film, Edisi 40, Februari 2015)