TBNH Tembus Episode 2000 Semua Kru Ikut Sejahtera

Tanpa terasa, sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) yang ditau-angkan RCTI telah memasuk episode yang ke-2000. Dengan demikian TNBH telah mencatat rekor sebagai sinetron dengan jumlah episode terpanjang yang pernah ada.

SEBAGAI bentuk syukur, TBNH melaksanakan syuting episode ke 2000 di daerah Jogjakarta. Seluruh crew dan pemain diboyong kesana semua. "Ceritanya, sebelumnya rombongan pengajian ngumpul dan cerita kalau bisa kelompok pengajian ini nanti jalan-jalan je Jogjakarta. Nan ini episodenya mereka jalan-jalan dan tamasya ke Daerah Istimewa Jogjakarta. Sebenarnya ini menyambut sebuah mo-men besar (episode 2000) makanya seluruh kampung dukuh dibawa ke sana (Jogjakarta)," cerita Tantowi.

Mengetahui sinetron TBNH syuting di Jogja­karta, penggemar sientron ini tak menyia-nyiakan kesempatan. Masyarakat berbondong-bondong datang menyaksikan bintang-bintang idola mereka syuting. "Rame banget mas. Masyarakat Jogjakarta turun tumpah ruah ke lokasi syuting," kata Tantowi kagum dengan para penggemar TBNH di Jogjakarta. Setelah 5 hari syuitng di Jogjakarta, TBNH bergeser clan bcrencana syuting di Tegal, Jawa Tengah.

Selama di Tegal, masyarakat yang datang sangat ramai. Saking ramenya kita gak bisa jalan. Semua pemain dicubitin Salah satu artis yang habis dicubitin oleh penggemar TBNH di Tegal, Jawa Tengah adalah Latief Sitepu. Padahal disana dikawal kita, tetap eng-gak digubris. Akhinya diputuskan batal syuting di Tegal dan langsung pulang ke Jakarta.

Panjangnya masa tayang sinetron produksi SinemArt Production itu tentu saja menjadi berkas bagi mereka yang terlibat di sana. Mulai dari sutrada-ra, artis, bahkan hingga kru di bawah. Bukan hanya sekedar berkah, tapi juga rejeki yang melimpah. Bay-angkan, berkat TBNH seorang tenaga co director bisa memiliki 3 unit mobil baru.

"Kalau di sinetron lain yang bisa kebeli mobil paling hanya sutradara utamanya saja. Di TBNH co director punya 3 mobil. Dan mobilnya semuanya baru, bayan-gin," kata Imam Tantowi, penulis scenario dan juga perancang kesuksesan TBNH kepada Bintang Film baru-baru ini di Jakarta.

Tantowi menambahkan sinetron TBNH menja-dikan taraf kehidupan ekonomi seluruh crew menjadi meningkat. Betapa tidak. Jika honor seorang crew saja dihargai Rp. 1 juta per episode, bisa dibayangkan dia bakal mendapatkan honor Rp. 2 milyar selama 2000 episode.

Menaiknya tingkat taraf kehidupan ekonomi crew TBNH merata hingga ke unit paling rendah. "Di sini (TBNH) seorang unit sudah punya rumah sendiri. Pokoknya semua crew TBNH yang ikut dari awal rata-rata sudah memiliki rumah tinggal sendiri," ujarnya kagum mensyukuri rahmat yang Tuhan beri-kan kepada sinetron TBNH.

Sebagai penulis scenario yang diminta oleh SineMart untuk "menukangi" TBNH pun Tantowi mengaku tak mengira sinetron itu bakal mengalami sukses seperti sekarang ini. Awalnya ketika diminta SineMart untuk membuat TBNH dari FTV menjadi series, penulis dan sutradara senior ini hanya terben-gong-bengong.

"Saya berpikir mau diapain lagi, orang secara cerita TBNH (versi sebelumnya/FTV) sudah habis. Tapi sineMart maksa saya untuk buat TBNH menjadi sinetron series. Memang saat itu TBNH yang versi FTV-nya lagi booming. Di buat 4 episode booming semua. Mungkin karena itu saya disuruh buat versi seriesnya. Akhirnya saya buat dan ternyata respon penonton memang lumayan bagus. Tapi saat itu saya sama sekali gak mengira bakalan sampai seperti ini. Paling banyak TBNH nantinya hanya sampai 300 episode," tutur Tantowi.

Ternyata sinetron itu tembus 300 episode terus tembus lagi sampai 500 episode, habis itu tembus lagi episode 1000, kemudian tembus lagi sampai episode 1500 dan sampai sekarang. "Alahamdulilah, semua karena Allah."

Secara materi cerita, menurut Tantowi, TBNH bukan sesuatu yang wah. Sinetron ini hanya men-gangkat cerita kehidupan sehari-hari yang terjadi di tengah masyarakat. Kemudian bintangnya pun bukan sinetron yang bertaburkan banyak bintang besar sep­erti kebanyakan sinetron lainnya. Di awal-awal hanya Nany Wijaya, Mat Solar dan..Latif...Namun setelah Mat Solar keluar praktis hanya tinggal Nany Wijaya dan ...Latif...

Serupa dengan Tantowi, Latief Sitepu (pemeran H. Muhidin) mengatakan tak menyangka TBNH akan mendulang sukses seperti sekarang ini. "Masya Allah, saya gak menyangka bakal bisa tembus 2000 epi­sode. Ini benar-benar berkah dari Yang Maha Kuasa. Padahal TBNH Cuma sinetron biasa, tapi kenapa bisa begini (sukses)? Kalau bukan dari Yang Maha Kuasa gak bisa seperti ini," kata Latief mensyukuri berkah yang Tuhan berikan kepada TBNH.

"Itu sebabnya, saya bilang kepada seluruh pemain, jangan sombong kalian. Mentang-mentang lagi naik daun kemudian jadi sombong. Tetap rendah hati, karena ini semua bukan karena upaya kita, tapi karena dari Allah," kata Latief menambahkan.

Ditemui di tempat yang sama Nany Wijaya, yang di TBNH berperan sebagai Emak Haji mengatakan ber-syukur TBNH hingga saat ini mendapat respon posisitif dari penonton televisi tanah air. "Alhamdulilah bisa tayang sampai sekarang. Ini berkah dan semua karena dari Yang maha Kuasa," kata Nany.

Sepanjang 2000 episode, Tantowi mengatakan, sebagai penulis dia banyak mengalami suka dan duka. Pernah jatuh sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit hingga nyaris menulis gagal menulis scenario TBNH. Dokter yang merawat melarang dia melaku­kan pekrjaan apapun. Untung ada seorang penyela-mat, yakni putera ketiganya yang ikut membantunya menulis naskah TBNH. Dan hingga sekarang puter-anya tersebut membantu sang ayah menulis skenario TBNH. J YON

 

(BINTANG FILM, Edisi 55, JUNI 2016)