Stefan William - Natasha Wilona : Mengungkap Asmara Anak Jalanan

Stefan William dan Natasha Wilona semakin sering tampil mesra di muka publik. Kemesraan itu sudah mereka perlihatkan dalam sinetron Anak Jalanan. Banyak penggemar mereka berharap hubungan yang terjalin saat ini menjadi lebih serius.

Senin (23/11) lalu, kami mendatangi Lokasi syuting Anak Jalanan di Museum Tionghoa di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Kami tiba pukul 15.30 WIB. Saat itu, Stefan sedang beraksi di depan kamera. la sempat menemui kami pada saat jeda. Namun, tidak Lama karena ia harus kembali melanjutkan syuting. Detik berganti menit.Tak terasa sudah sekitar 30 menit kami menunggunya di ruangan tunggu artis. Stefan akhirnya menemui kami pada saat jeda. la mengajak kami ke Lantai 2. Cowok kelahiran California, Amerika Serikat, 11 Agustus 1993, itu terlihat lelah. Keringat mengucur di keningnya. la masih mengenakan pakaian karate.

Setelah mengganti pakaiannya, barulah ia berbagi cerita tentang kesibukannya."Kesibukan aku sekarang hanya syuting Anak Jalanan aja" kata personel The Junas Monkey ini.

Dalam sinetron yang ditayangkan RCTI ini, ia berperan sebagai Boy seorang anak muda yang menjadi ketua sebuah geng motor, tapi tidak suka berkelahi. "Dia gak suka berantem atau anarkis lah walau dia ketua geng motor. Rajin ibadah, suka nolong orang.Tapi anak buahnya di geng ini suka bikin ribut sama geng lain. Jadi, si Boy ini tukang melerai anak buah dengan geng lain,"ceritanya.

Banyak gadis jatuh hati padanya.Tidak hanya karena kharismanya di arena balap, tetapi juga karena sikapnya yang ramah, cuek, dan punya otak yang pintar. Tidak heran jika banyak gadis cantik di sekolahnya selalu berusaha menarik perhatiannya. Namun, ia hanya membuka hatinya untuk satu orang gadis yang kemudian meninggalkannya. Namanya Adriana (Cut Meyriska).

Sampai akhirnya ia bertemu dengan Reva (Natasha Wilona). Gadis cantik itu ditolongnya ketika terlibat kejar-kejaran dengan sebuah geng motor, la kagum pada gadis itu karena pandai mengendarai sepeda motor. Dalam perjalanan waktu, mereka menjadi semakin dekat. Mereka sering menikmati waktu bersama dengan mengendarai sepeda motor. Konflik mulai timbul ketika Boy akhirnya tahu bahwa ibu tiri Reva adalah Adriana, perempuan yang meninggalkannya.

Untuk memerankan tokoh Boy ini, Stefan sempat mengalami kesulitan. Namun, ia tak menganggap itu sebagai kesulitan yang berarti. Pasalnya,ada beberapa karakter Boy yang hampir mirip dengan karakternya. 'Ada beberapa, sih, yang mirip dengan sifat asli aku. Boy ini, kan, orangnya gak suka banyak omong.Tapi kalau sekali ngomong, didengerin sama orang. Rajin ibadah. Sama, tuh. Kayak aku banget" katanya.

la memang pernah memerankan karakter sebagai seorang anak sekolah dalam sebuah film. Namun, ia merasa bahwa karakternya dalam sinetron ini sangat berbeda dengan perannya sebelumnya."Beda banget karakternya dengan film. Kalau film, cuma karakter anak sekolah doang. Gitu aja. Kalau ini, beda. Anak sekolah iya,tapi ada karakter yang unik. Dia itu ketua geng motor. Terus dewasa banget. Ini  pertama kali mendapatkan karakter ini,"ceritanya.

Tersesat di Gunung

la menghentikan sebentar ceritanya. Lalu berjalan mendekati jendela. Di situ ada sebuah botol air berwarna hijau. Ia mengambil botol itu, membukanya, dan meneguknya. Setelah meneguk air, ia kembali duduk. Wajahnya berubah semringah ketika kami bertanya tentang bagaimana ia mengisi waktu luangnya."Kalau lagi gak syuting, sih, main game di handphone. Atau aku lebih main ke teman-teman. Cuma kalau lagi padat gini, ya,tidur,dan manfaatin istirahatlah," ungkapnya.

Liburan adalah waktu yang sangat dinantikannya. Saat Liburan tiba, ia berencana untuk pelesir. "Jalan-jalan suka banget. Apalagi sebelum syuting ini. Udah punya pacar, ya, udah. Jalan aja. Adventure ke mana gitu sama dia. Lebih suka gitu. Dan kebetulan dapat ceweky ang suka gitu. Jadi,paslah," ceritanya sambil tersenyum malu.

Pantai dan gunung adalah dua hal yang sangat disukainya. Jika liburan tiba ia lebih senang bermain di pantai. Atau juga mendaki gunung."Aku pernah ngalamin di Manado, waktu aku masih sekolah SMA di sana. Aku suka hiking. Di Manado, ada satu gunung, namanya Gunung Klabat. Itu gunung serem. Petunjuknya udah gak ada. Arah tujuan balik itu udah ilang. Itu pakai feeling aja naik dan turunnya," kenangnya.

la dan teman-temannya hampir tersesat di gunung itu karena tidak tahu jalan pulang. 'ltu udah jalan sehari. Itu harusnya udah turun pagi. Kita bingung kenapa jalannya balik lagi. Akhirnya, kita istirahat,tidur, dan besok jalan lagi. Saya jalan aja dan ngelihat jalan gede. Ya, udah. Ikutin aja akhirnya sampai turun. Itu gunung emang bahaya," ungkapnya.

Dua Bulan Penjajakan

la senang karena Wilona mau diajaknya untuk berpetualang. Kebetulan juga WiLona memang senang berpetualang. Jika tidak sedang sibuk syuting, mereka berpetualang bersama.

Hobi yang sama membuat ia merasa tidak bosan ketika bertemu dan berjalan bersama Wilona. la bahkan sangat bersemangat. Apalagi jika mereka bertemu di lokasi syuting."Sebelum kita syuting bareng, kita jarang ketemuan. Sibuk masing-masing. Kalau Lagi gak syuting, pasti salah satu nemenin ke lokasi. Pokoknya, jarang banget ketemuan. Paling cuma gereja.Tapi karena syuting ini, bisa ketemuan tiap hari. Itu senang bangetlah. Sampai sekarang, sih, gak bosen. Mudah-mudahan sampai kapan pun gak akan bosen, sih" ungkapnya.

Selama menjalin hubungan ini, mereka belum pernah bertengkar.Jika timbul masalah di antara mereka, mereka menyelesaikannya dengan baik. "Sampai sekarang belum pernah ribut sampai ganggu syuting. Istilahnya,kalau ribut, ya, gak sampai di lokasi. Kita profesional. Kalau udah di-set,ya, karakter masing-masing aja. Kalau ribut, sih, kita gak sampai yang gimana-gmana. Langsung diselesain hari itu juga biar enak aja pas syuting gak ada masalah,' jelasnya.

Sudah 2 tahun ini mereka berpacaran. Mereka bertemu pertama kali ketika bermain dalam Foitune Cookies."Terus (pergi ke) gereja bareng. Lumayan 2 bulan penjajakan. Dia juga belum pernah pacaran dan sama aku baru pertama kali.Terus waktu itu dia masih kecil. Masih 15 tahun usianya. Udah pacaran oke. Mamanya bolehin, aku tembak. Ya, udah. Sampai sekarang," ceritanya.

la senang karena akhirnya bisa mendapatkan hati gadis cantik itu. Pasalnya, ia sempat mengalami kesulitan untuk menaklukkan hati perempuan, pujaannya itu. "Kesulitan dapetin dia itu aku denger dan temen-temennya. Setiap cowok yang nembak dia, pasti ditolak mentah-mentah karena Wilona, tuh, gak mau pacaran. Belajar dulu," katanya.

Sikap Wilona itulah yang membuatnya deg-degan ketika hendak menyatakan perasaannya. 'Takut ditolak mentah-mentah. Makanya, persiapan dulu, nih, dua bulan. Aku deketin Mamanya. Mamanya udah senang anaknya jalan, akhirnya coba, deh, nembak" sambungnya.

la tidak mengungkapkan isi hatinya secara langsung, tetapi melalui pesan BlackBerry Messenger. Waktu itu,Wilona tidak langsung menerimanya."Dia ada syarat. Aku harus serius karena pacaran pertama dia pengennya satu sampai nikah. Aku juga niat. Aku juga berhenti ngelakuin hal negatif, tuh, berkat dia. Aku sekarang jadi rajin ke gereja. Semuanya karena dia" ungkapnya.

Proses pengutaraan cintanya juga unik. la mengutarakan isi hatinya saat mengendarai mobil di jalan tol. Dan ia meminta agar Wilona menjawabnya ketika sudah sampai di rumah. Mengapa? Karena ia takut terjadi apa-apa pada dirinya kalau Wilona menolak perasaannya.

Setelah sampai di rumah, ia mendapat kabar bahagia. Wilona menerimanya."Besoknya, hari pertama jadian, aku berangkat dari rumah jam 4.30 jemput dia.

Rumahnya di Kebon Jeruk, aku di Kelapa Gading. Kita jalan ke Puncak. Di sana kita liburan ke Taman Safari, kebun teh. Pokoknya, quality time-lah karena baru jadian sama dia," sambungnya. 

Ketika libur syuting, ia sering kali mengajak Wilona berlibur bersama. "Kita pernah ke Bunaken. Keluarga, sih, oke-oke aja. Aku, kan tinggal di Jakarta sendiri. Memang dari SMA udah mandiri. Bokap memang maunya gitu. Anak cowok, katanya. Jadi, setuju setuju aja. Dia pilihan aku," katanya.

la benar-benar bahagia menjalani hubungan ini.Wilona berhasil mengubahnya."Sejak aku pacaran sama yang lain, sifat aku masih sama aja. Tapi sama dia, aku berubah jadi lebih baik. Aku jadi rajin gereja. Dia cantik, baik, dan perhatian," pujinya.

 

(GENIE, EDISI 12, 26 NOVEMBER - 2 DESEMBER 2015)