Devi Permatasari : Idola Baru dari Peran Pandir

Sejumlah aktris melejit bukan lantaran peran superhero di cerita drama layar kaca. Karakter yang membuat mereka dikangeni pemirsa justru sosok lugu dan naif, kalau tidak mau dibilang pandir. Dulu, Ada si Cecep yang sukses dimainkan oleh Anjasmara, dan Teuku Ryan sebagai Yoyo. Setelah Oneng sukses dihidupkan oleh Rieke Diah Pitaloka dalam sitkom Bajaj Bajuri, kini menyusul Devi Permatasari, sebagai Encun di sinetron Anak-Anak Manusia, di RCTI. Apa beda Encun dan peran-peran pandir lainnya?

Aktivitas syuting sinetron Anak-Anak Manusia, berlangsung di bilangan Taman Wiladatika Cibubur, Jumat (7/3) sore . Tepatnya di sebuah masjid di tempat wisata dan perkemahan pramuka itu.

Di antara kesibukan para kru menata lampu, tampak serombongan ibu-ibu dan remaja mengerumuni Devi Permatasari. Mereka jauh-jauh datang dari Medan, Sumatera Utara karena ingin melihat dari dekat idola mereka, pemeran Encun di sinetron produksi SinemArt itu.

Mereka rela menunggu giliran Devi break syuting setelah beradu akting dengan pemain yang lain seperti Teddy Syah, Anjasmara, Jihan Fahira, Oki Setianda Dewi, Asri Welas, Teuku Ryan, Cut Keke, dan Fira Yuniar. "Sebentar ya ibu-ibu dan adik-adik. Habis saya syuting nanti boleh foto-foto," kata perempuan kelahiran Jakarta, 14 Juli 1973, kepada penggemarnya.

Saat istirahat Devi yang merambah dunia akting lewat film-film laga kolosal seperti Babad Tanah Leluhur II, Saur Sepuh IV dan Tutur Tinular IV, memenuhi janjinya pada penggemar. "Ayo siapa tadi yang mau foto dengan saya. Sabar ya, satu persatu semua pasti dapat gutiran," katanya ramah.

Namun interaksi dengan penggemarnya itu tak bisa berlangsung lama karena kru sinetron sudah mengingatkan bahwa Devi harus istirahat dan bersiap-siap dengan adegan berikutnya. "Untuk hari ini cukup ya," katanya membujuk penggemarnya untuk memaklumi keadaannya.

Awalnya Ramadan

Encun adalah magnet di sinetron Anak-Anak Manusia. Penulis skenario Relita Mahdayani dan Yen Hermanto menggambarkan sosok fiktif Encun ini begitu menawan. Encun diceritakan istri Mardani, yang juga diperankan secara baik oleh Teddy Syach. Pasangan ini adalah kaum marginal Jakarta.

Sebagai masyarakat Betawi yang tinggal di pinggiran, bisa dibayangkan seperti apa interaksi mereka dengan tetangga dan keluarga. Episode demi episode Anak-Anak Manusia inilah yang menceritakan romantisme kehidupan Encun dan tokoh lainnya. "Cerita sinetron ini dekat dengan kehidupan masyarakat. Itu kekuatannya," kata Agus Elias, sutradara, saat peluncuran sinetron ini beberapa waktu lalu.

RCTI awalnya menempatkan Anak-Anak Manusia sebagai sinetron religi, Ramadhan 2013. Namun, lantaran respon pemirsa bagus maka SinemArt ditantang menjadikannya sebagai sientron reguler stripping.

Uniknya, sosok Encun yang lugu, naif, dan cenderung pandir dan nyaris bikin gemas lawan bicaranya, menjadi salah satu kekuatan utama. Cerita makin dikuatkan, dan Encun diberi porsi besar. Devi mengatakan setiap hari dia harus menjalani syuting dari jam 11 siang hingga tengah malam.

Syuting hari ini, untuk tayang besok dan bahkan, akan ditayangkan malam itu juga. Saat ini memasuki episode lebih dari 200, Anak-Anak Manusia hadir mulai pukul 17.00 WIB. Selama lebih dari setengah tahun belakangan inilah sinetron produksi SinemArt yang memiliki rating dan audience share yang lumayan stabil menurut lembaga survei AGB Nielsen.

Pundi-pundi Rupiah

Encun adalah satu dari sedikit peran pandir yang sukses disukai pemirsa. Sebelumnya ada sosok Cecep, dalam sientron Wan.. Cantiknya!, dan Yoyo, dalam sinetron Si Yoyo, beberapa tahun lalu. Peran lugu yang juga melekat di benak pemirsa adalah sosok Oneng, dalam drama komedi Bajaj Bajuri, yang diperankan Rieke Diah Pitaloka.

Seni peran adalah ilmu memerankan sosok yang di luar dari kehidupan sang aktor atau aktris. Hampir semua pemain film watak, biasanya memiliki jam terbang tinggi dalam memerankan beragam karakter. Dalam keseharian saat memainkan Oneng, Rieke adalah aktifis. Setelah Oneng hilang di layar kaca, Rieke melenggang manis ke Senayan. Anggota DPR Rl dari PDI-P ini dikenal sebagai anggota dewan (2009-2014), dari kalangan artis yang lumayan vokal. "Orang masih ingat saya sebagai Oneng, tapi masyarakat bisa juga menerima saya dengan kiprah sebagai anggota DPR," kata Oneng,

Hal yang sama juga membuat Devi tenang-tenang saja berakting sebagai Encun. Meski saat ini dia sedang bersiap-siap bertarung menuju Senayan, Devi tak takut keluguan Encun akan menular sampai dia duduk di kursi dewan. (lihat halaman 35). "Masyarakat sudah pintar semua. Bisa membedakan mana peran, mana yang nyata," tandas ibu dari satu putri bernama Saleshia Amani Fatiha.

Kesuksesan Encun dirasakan Devi sebagai sebuah keberkahan. Namanya kini melambung kembali, setelah di awal tahun 2000-an Devi lebih sering kebagian tokoh antagonis yang kerap kali dibenci pemirsa. Soal pundi-pundi rupiah sebagai parameter kesuksesan, Devi tak menampik diterimanya. "Soal berapa honor saya rahasia ya, ah," kata Devi.

Sebagai gambaran, bintang top di sebuah judul sinetron di posisi pemeran utama, paling tidak bisa menerima honor berkisah antara Rp 20 juta hingga Rp 40 juta per episode. Kalikan saja dalam sebulan sang aktor atau aktris menerima berapa rupiah.

 

(C&R, Edisi 811, 12-18 Maret 2014)