Andi Arsyil : Aktor, Penulis Sekaligus Pengusaha

Sejak membintangi sinetron Tukang Bubur Naik Haji, (TBNH) Andi Arsyil kian dikenal masyarakat. Pecinta sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang sudah menembus 1000 episode, mengenalnya sebagai Robby, suami Rumana (Citra Kirana).

Arsyil, sapaan akrab Andi Ar­syil, pertama kali muncul di layar kaca ketika membintangi film Ketika Cinta Bertasbih sebagai Furqon. Dia pun terlibat dalam sinetron televisi dengan judul yang sama. Puncaknya, sinetron Tukang Bubur Naik Haji kian melambungkan namanya.

Di balik kegiatan syuting, Ar­syil rupanya memiliki banyak kesibukan lain, yakni menjalankan bisnis travel yang saat ini sudah membuka cabang ke 4, menulis buku motivator ke 4, melanjut-kan kuliah S2 dan tengah ancang-ancang kembali ke kampus untuk mengajar.

Sejak masih kuliah, Arsyil terbiasa dengan manajemen waktu yang baik. Dia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di 3 perguruan tinggi yang berbeda sekaligus, yakni fakultas MIPA jurusan Fisika/program studi Geofisika di Universitas Hasanuddin Makassar, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Makassar dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika Pro­gram Studi Teknik Informatika di STMIK Dipanegara Makassar.

Kini, Arsyil sedang melanjutkan studinya ke jenjang Master Management di Universitas Negeri Jakarta.

Tapi padatnya jadwal syuting kejar tayang yang hampir setiap hari dia lakoni membuat pendi­dikan S2-nyn sodikit terhambat. Meski begitu Arsyil menargetkan tahun ini menjadi tahun dia bisa menyandang master manage­ment.

"Sinetron ini banyak berkah-nya meskipun pendidikan harus terhambat. Tapi target saya ta­hun ini harus selesai. Waktu kuliah saya bisa di 3 kampus sekaligus kerja bantu kakak di perusahaannya, saya yakin kali ini pasti bisa juga," kata Arsyil ditemui di sela-sela syukuran sine­tron TBNH di Cibubur, Jakarta Timur, pekan lalu.

Arsyil ingin segera merampungnya S2 nya, karena ingin segera kem­bali ke kam­pus untuk mengajar jadi dosen.

Menjadi dosen sebenarnya bukan hal baru bagi Ar­syil. Setelah lulus dari Universitas

Muhammadiyah di Makassar, dia langsung diminta menjadi do­sen, karena prestasi akademik-nya yang memuaskan.

 

Sebagai Pembicara

 

Tapi karena pindah ke Jakarta dan menyelesaikan S2, proses mengajar itu belum aktif. Tahun ini dia berencana merampung-kan S2 kemudian mengajar di salah satu kampus di Jakarta.

"Habis lulus saya langsung menjadi dosen untuk mata kuliah wirausaha di Muhammadiyah Ma­kassar. Sekarang saya sedang urus kepindahan mengajar di kampus sini saja," jelas Arsyil.

Dia mengajar karena tidak ingin ilmu yang dimilikinya hilang begitu saja. "Saya sendiri sudah mulai lupa ilmu-ilmunya. Secara pribadi, saya praktisi dengan mata kuliah yang saya jalani, tapi ilmu sebelumnya sudah agak lupa. Jadi, sekalian mengajar se­kaligus saya belajar," tegasnya.

Meski tidak langsung mengajar di kampus, Arsyil masih bisa menyampaikan ilmu serta pengalamannya lewat seminar-seminar. Selain syutirig, Arsyil juga aktif sebagai pembicara.

Kegiatan itu berawal ketika dia rajin mengisi khotbah di masjid-masjid.

Dari seringnya mengisi khot­bah itu, Arsyil kerap diundang sebagai pembicara di seminar-seminar, mulai dari sekolah hing-ga perusahaan. Tidak hanya di Indonesia, dia pernah juga me­ngisi seminar di Malaysia, Brunei Darussalam hingga Taiwan.

"Kebanyakan materi yang saya sampaikan dari pengalaman pribadi saya. Saya pernah menyampaikan materi seminar berjudul Mapping Life tentang cara memetakan diri agar jadi pribadi yang berkualitas," jelas anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Prof. Dr. Ir. H. Andi Rahman Mappangaja M.S dan Ir. Yusnidar Yusu itu.

Pengalaman pribadi yang disampaikan itu ternyata juga mendatangkan rezeki sendiri.

Sebuah perusahaan asuransi menawarinya menjadi konsultan mereka setelah Arsyil menyam­paikan materi tersebut.

Dari situ, Arsyil kian bersemangat untuk menyampaikan pengalaman hidupnya ke orang banyak. Hal tersebut dia wujudkan dalam sebuah buku.

Karya perdananya di tahun 2010 berjudul Life Is Miracle, hasil kolaborasi dengan penulis Anneke Putri dan Ahmad Faris.

"Buku pertama memuat 45 kisah inspiratif yang dapat memotivasi seseorang untuk berbuat lebih baik dan berpikir positif," jelasnya.

Satu tahun kemudian, Arsyil kembali meluncurkan sebuah buku hasil karyanya sendiri ber­judul Euracle - Anda dan Setiap Manusia adalah Keajaiban.

"Kalau buku kedua saya meracik sains, filosofi, kaidah kehidupan dan nilai-nilai ke-Tuhan-an. Di sini saya menegaskan bahwa setiap manusia memiliki keajaibannya masing-masing," beber Arsyil yang me-nggarap buku tersebut selama 2 tahun.

Tahun berikutnya, Arsyil kem­bali meluncurkan buku ketiganya berjudul Hope - Desire, Dream, and Destiny. Merupakan kumpulan kisah-kisah inspiratif dalam kehidupan dengan tiga bagian yang terdiri dari mimpi, keinginan dan takdir. Tahun 2013 lalu rencananya Arsyil mengeluarkan buku motivator kem­bali, tapi kesibukan syuting menghambat proses pembuatan buku tersebut. "Awalnya rencana saya tiap tahun saya meluncurkan buku, tapi ternyata tahun lalu meleset. Tahun ini Insya Allah keluar," tegas pria kelahiran Makassar, 15 Septem­ber 1987 ini.

Di sela-sela kesibukan terse­but, yang menjadi fokus utama Arsyil adalah bisnis tour and travel bernama PT Angkasa Putra Prima Tour and Travel.

Sejak lulus SMA, Arsyil punya mimpi menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan.

 

Keliling Dunia

 

Bersamaan dengan itu, dia juga bercita-cita untuk keliling dunia. Untuk mewujudkan itu, Arsyil pun merancang bisnis tour and travel. "Saya hobby jalan-jalan. Tidak salah jika saya coba kolaborasikan bisnis dan hobi itu," kata Arsyil.

"Saya coba memelajari semuanya, bagaimana backpacker, bagaimana tur hemat, bagaima­na tur yang asyik. Semua sesuai dengan keinginan saya," tambah Arsyil yang membuka bisnisnya pertama kali di Jakarta.

Meski sesuai dengan keinginannya bukan berarti bisnisnya berjalan mulus. Arsyil pernah mengalami kerugian ketika pegawainya sendiri yang menjadi orang terdekatnya menipu dia dengan laporan palsu.

Ratusan juta melayang sia-sia. Kondisi tersebut sempat hampir  putus asa, tapi semangat lain membangkitkan dia untuk terus melanjutkan bisnis ini.

"Ayah saya pernah juga berbisnis lalu ditipu, tapi beliau bisa bangkit. Ketika saya mengalami, saya sempat stres, tapi saya kembalikan ini semua ke Allah. Allah sudah memberi keberkahan dan kelimpahan yang lebih besar untuk saya," jelas Arsyil yang enggan memperkarakan pegawainya ke jalur hukum.

Sejak peristiwa itu, Arsyil lebih teliti mengawasi manajemen bisnisnya. Sebelum berangkat syuting siang hari, Arsyil menyempatkan diri mengurus usahanya dulu di pagi hari.

Kini, usahanya berbuah manis. Arsyil sudah membuka cabang ke empat. "Yang pertama di Ja­karta Pusat, kedua di Makassar, ketiga di Cibubur, keempat di Balikpapan, nanti akan ada lagi cabang kelima di Jakarta," jelas Arsyil yang bermimpi ingih membuka hingga 20 cabang.

Dari bisnis ini, Arsyil bermimpi ingin keliling dunia. Targetnya mengelilingi benua Eropa. "Se­mua tempat di Asia sudah hampir semua saya kunjungi, tinggal keliling Eropa saja," katanya.

Menurutnya, negara di Eropa banyak memiliki tempat yang bersejarah juga romantis.

"Inginnya sama istri kalau sudah menikah nanti, makanya doakan cepat menikah ya biar bisa keliling Eropa cepat" pungkasnya.

 

(NYATA, Edisi 2218, II Januari 2014)