Ira Maya Sopha : Mak Bawel dan Penyayang Keluarga

Besar dan akrab di lingkungan masyarakat Betawi, Ira Maya Sopha tidak menemui kendala ketika memerankan ibunda Wasit (Ringgo Agus Rahman) di sinetron Kita Nikah Yuk. Sosok perempuan bawel dan dominan di dalam rumah, kerap beradu konflik dengan Astrid (Lydia Kandou), ibu kandung Mawar (Naysila Mirdad), atau ibu mertua Wasit, adalah gambaran tantangan akting Ira. Sampai kapan konflik antar orang tua ini akan usai?

Tragis betul kisah percintaan Wasit (Ringgo Agus Rahman) dengan Mawar (Naysila Mirdad). Hampir setiap hari, drama kehidupan pasangan yang baru saja menikah ini kerap diwarnai masalah.

Sebelum menikah pun, kedua orang tua Wasit dan Mawar, tidak merestui hubungan mereka. Saat awal mereka berpacaran, orang tua Mawar yaitu Astrid (Lydia Kandou) sudah menentang hubungan putrinya dengan Wasit.

Begitu pula sikap Mirna (Ira Maya Sopha), yang sama-sama ikut menentang hubungan anaknya dengan Mawar. Keduanya kerap cekcok. Bahkan, kedua orang tua itu sempat menjodohkan orang lain dengan anaknya masing-masing.

Mengapa demikian?

"Astrid dan Mirna sama-sama pengen mempunyai mantu yang usianya produktif di bawah 25 tahun. Itu konflik awal. Tetapi ternyata, Wasit yang berusia 30 tahun cinta dengan Mawar yang usianya lebih muda," jelas Ira Maya Sopha, pemeran ibunda Wasit, di sela-sela syuting di Studio Persari, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (22/11) malam.

Karena Astrid dan Mima sama-sama menentang pilihan kedua anaknya, hubungan Wasit dan Mawar sempat beberapa kali goyah. Mawar sempat dilarang bertemu Wasit. IMamun, cinta sejati membuat mereka kuat menghadapi ujian dari orang tua mereka.

Bahkan, Wasit pernah membuat ide gila, menyamar sebagai seseorang, lengkap dengan kumis dan rambut palsu, hanya untuk bertemu Mawar di rumahnya. Sekali lagi, mereka akhirnya berjodoh.

Setelah perkenalan dengan Ustaz Luqman (Adipura Prabahaswara), dua sejoli itu mendapatkan kekuatan rohani. Keduanya mantap menikah. Hati Astrid dan Mirna, perlahan melunak dan menerima hubungan kedua anaknya.

Over Protective

Rupanya, pernikahan bukan akhir penyelesaian cinta Wasit dan Mawar. Cerita sinetron yang ditayangkan setiap pukul 17.00 WIB di RCTI ini makin seru saja setiap hari. Pelan tetapi pasti, kedua orang tua Wasit-Mawar kembali berkonflik. Ada-ada saja masalah yang membuat keduanya bertengkar dan tak ada habisnya. Imbasnya, Mawar ikut dibenci ibu mertuanya. Begitu pula dengan Wasit yang tidak disukai ibunda Mawar.

Sampai kemudian, Wasit dan Mawar lebih memilih angkat kaki dari kediaman pribadi mertua. Mereka menyewa rumah kontrakan ketimbang tinggal di rumah orang tua masing-masing, karena merasa kehidupan rumah tangganya mendapat campur tangan.

Di salah satu episode di pekan lalu, Wasit diceritakan telah angkat kaki saat sedang menetap di rumah ibu mertua. Ia memilih kembali ke rumah orang tuanya. Wasit juga sempat menyampaikan surat pengunduran diri kepada Mawar dari kantor pengacara, karena sempat dituduh oleh Mawar bermain mata dengan teman kantornya.

Ira Maya Sopha pun mengaku cerita sinetron yang dibintanginya ini makin membuat pemirsa geregetan. "Sampai sekarang, Mirna dan Astrid selalu bertengkar. Antara iya dan tidak, jadi baik dan tidak baik. Ya, ada kecenderungan orang tua ini over protective atau ketakutan," tambah mantan penyanyi cilik ini.

Meski begitu, sikap keras Ira, sebagai ibunda Wasit yang menentang hubungan anaknya dengan Mawar, tidak keterusan di dunia nyata. "Saya enggak pernah mau menjodohkan atau melarang anak-anak saya. Anak sekarang sudah pintar, kalau dilarang, bisa kabur hehe," kata pemeran drama musikal Cinderella di akhirtahun 1970-an ini.

Menghidupkan sosok Mirna, Ira mendapat tantangan sekaligus kenikmatan. Soalnya Mirna digambarkan perempuan yang gemar ceplas-ceplos dan bawel dalam berbicara. Namun, tak jarang jika sedang ngambek dan menangis, Mirna bisa menampilkan gaya jenaka.

Sua mi Takut Istri

Mirna dalam cerita digambarkan sebagai ibu asal Betawi dan mantan guru Matematika dari sekolah swasta.

Ia bersuamikan Subeni (Eeng Saptahadi), mantan guru olahraga, di sekolah yang sama dengan strinya.

Bercerita tentang setting keluarga Betawi, Ira mengaku tidak asing. Di keluarga besarnya, ia biasa berhadapan dengan masyarakat Betawi ketika pernah lama menetap di Cengkareng, Jakarta Barat.

Meski demikian, sosok Mirna, menurut Ira, memegang prinsip teguh seperti 'orang dulu'. Selain itu, karakternya yang bawel dan galak, kerap membuat 'tunduk' suaminya. Istilahnya, suami takut istri.

Bagaimana tidak, ketika Subeni pernah mengingatkan istrinya agar tidak terlalu 'keras' dan menentang hubungan Wasit dengan Mawar, Subeni justru disemprit, "Sudah, Babe diam aja deh, jangan ikut campur. Emak mau ngomong sama Wasit. "Sontak, Subeni langsung diam tak membalas perkataan istrinya.

"Mirna memang punya faktor dominan di rumah. Kehadiran dia, membuat suasana di rumah lebih hidup. Tetapi dia sebagai perempuan yang bertanggung jawab kepada suami dan anak," ungkap Ira.

Tak hanya modal galak dan bawel. Di luar karakter akting itu, wanita kelahiran Jakarta, 21 Maret 1968 ini digambarkan kerap berpakaian sederhana, khas keseharian ibu rumah tangga. Rambut panjang kuncir kuda, pakaian rumah, dan celana pendek selutut dengan riasan wajah tipis menjadi keseharian Ira di sini.

"Saya enggak pernah pakai macam-macam, apalagi dirol atau make­up tebal. Sesuai naskah saja. Dari rumah berangkat ke lokasi juga saya begini," ungkapnya.

Ira sama sekali tidak menemui kesulitan membawakan karakter Mirna. Bahkan bangga dipertemukan dengan Ringgo dan Eeng, serta pemain lain, yang membuatnya nyaman. Menurutnya, kuncinya adalah menggabungkan antara karakter ia sebagai ibu bagi keempat anaknya ke naskah skenario.

"Saya senang bermain di sini. Ini cerita realistis, sekaligus mengedukasi dan memberi pesan moral ke penonton," tambahnya.

 

(Cek & Ricek, Edisi 848, 26 November - 2 Desember 2014)