Anna Gilbert : Sering Dipanggil Ustazah

Berperan sebagai Aisyah Putri dalam sinetron Jilbab in Love, bukan lah kiprah Anna Gilbert (21) yang pertama di dunia hiburan. Rupanya sejak usia belia ia memang telah mencicipi manisnya menjadi bintang iklan. Jika kini wajahnya menghiasi layar kaca setiap malam, Anna menganggap keberuntung­an memang menaungi perjalanan karier-nya sejauh ini.

Sang Bunda, Linda Zaitun lah yang mulanya menangkap potensi keempat anaknya yang berani tampil di depan publik. Namun, dari kakak dan dua adiknya, hanya Anna yang kemudian menekuni bidang hiburan. "Aku ikut iklan sampo dan layanan masyarakat waktu usia 12 tahun. Lalu tahun 2010 menang juara favorit cover girl majalah remaja. Iseng-iseng aja kirim foto, eh, kepilih," kata anak kedua dari empat bersaudara ini.

Tak heran jika Anna mengamini faktor keberuntungan menaungi dirinya saat terjun sebagai artis muda. Padahal, menjadi sosok yang dikenal publik tak pernah terbersit di pikirannya. Malah waktu SMP ia mengaku hobi ikut lomba pidato hingga tingkat Pemerintah Daerah Bekasi. Kalaupun ada panggilan untuk casting atau syuting iklan, itu selalu diatur oleh ibunda. Bakat dan ketertarikannya di bidang seni tak diturunkan dari siapapun.

Meski otodidak, ia mengaku ke­dua orangtuanya cukup memberi kebebasan. "Papa enggak melarang, tapi cuma pengin aku konsentrasi juga di kuliah. Papa suka nonton aktingku di teve, katanya good work'."

Kemudian perempuan berdarah Betawi-Amerika ini pun bertutur soal mulanya ia bisa terpilih seba­gai pemain utama di sinetron Aisyah Putri: Jilbab in Love. "Awalnya ikut casting. Saingannya puluhan, tapi alhamdulillah kepilih setelah 4 kali cos­ting. Waktu itu aku belum tahu akan membintangi sinetron apa," kata Anna saat dijumpai di lokasi syuting, di bilangan Cinere, Depok.

Begitu tahu cerita dalam sine­tron diangkat dari novel karya Asma Nadia, Anna pun tambah senang. "Soalnya dia pernah datang ke se­minar di SMA aku. Karyanya bagus. Yang bikin aku senang juga, aku dapat peran ini setelah aku berjilbab. Jadi, pas. Ceritanya religi tapi tetap remaja. Karakterku sebagai Aisy-ah juga enggak beda jauh sama keseharianku." Lantaran sudah kuliah, Anna pun mengaku harus mengeksplorasi karakter Aisyah yang remaja dan cenderung kekanak-kanakan. Di antara teman sesama pemain, Anna juga tampak lebih kalem.

Tapi, ada kesamaan antara Anna dan Aisyah. Sama-sama sering dijadikan tempat curhat oleh teman-teman dekatnya. "Sejak di sinetron ini, aku suka dikatain ustazah sama teman-teman di kampus. Kalau buat curhat, mereka memang suka cerita ke aku. Ha..ha..ha..," ujar mahasiswi semester 5 Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta Barat ini.

Jadi Putri Raja

Sebelumnya, Anna rupanya pernah mem­bintangi serial kolosal Tutur Tinular (2011). Dalam cerita yang di-adaptasi dari drama radio di tahun 1980-an  tersebut,  Anna berperan seba­gai Nari Ratih, seorang put­ri raja. Meski inginnya men­jadi tokoh antagonis, dengan wajah Anna yang melankolis ia justru dida-puk menjadi so­sok yang lemah lembut. "Aku harus bisa mengundang simpati orang dengan menangis. Pada­hal itu sulit banget, supaya bisa nangis pernah sampai pake bawang segala. Tapi, enggak ngaruh. Meski dimarahi sutradara, aku tetap harus sabar," ujar dara kelahiran Jakarta, 20 Desember 1993 ini.

Namun, justru peran di sinetron itu lah yang membuat Anna mengenyam banyak pengalaman. Saat itu, ia berusia 17 tahun dan baru lulus SMA. Walau tak ada adegan laga, Anna harus mengenakan kostum kerajaan. "Terus aku pakai konde yang beratnya 2 kilogram, dulu kalau syu­ting dari pagi ketemu pagi. Tidur cuma 4 jam. Aku juga berlatih berkuda," kata Anna yang bermain hingga 300 episode.

Ketika itu, Anna memang belum berjilbab. la juga menuturkan perubahan namanya dari Griffiths Anna menjadi Anna Karina Gilbert bermaksud agar tak terlalu kebule-bulean. Di sisi lain, tak sedikit teman-teman dan orang di sekitar Anna yang mengira dirinya seorang Nasrani be­gitu mengetahui nama panjangnya.

Kemudian pada Mei 2013 Anna memutuskan berjilbab demi mendalami Islam. "Aku muslim, tapi dulu jarang salat. Aku pikir kalau ajaran agama ini benar, aku ikuti salah satu syariatnya dengan memakai jilbab. Dorongan ini datang dari diriku sendiri, orangtua mendukung penuh asal aku konsiten," ujar putri pasangan Mike Gilbert-Linda Zaitun ini. Na­mun, Anna mengaku keinginannya berjilbab bukan lantaran ikut-ikutan tren. "Aku juga pakai jilbab yang simpel, tidak macam-macam, enggak ikutin tren sekarang."

Beruntung, dengan peran Aisy­ah yang ia mainkan sekarang, Anna mengaku begitu klop. "Sinetron ini cocok banget, banyak syiarnya," cetus pengagum aktor Tio Pakusadewo, Larasati, dan Vino G. Bastian ini.

Ternak Kuda & Lebah

Kini, Anna mengaku menjalani hidupnya dengan mengalir. Kesehariannya diisi dengan kegiatan syuting. Statusnya sebagai mahasis­wi pun ia akui membuatnya jadi sulit membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Namun, meski lelah, Anna tak mau banyak mengeluh. 'Aku ha­rus komitmen untuk tetap jalani perkuliahan dan memperbaiki nilai karena sering terpaksa bolos."

Jika ada waktu luang, Anna pun mengisinya dengan dua hobi utama-nya, jalan-jalan dan baca buku. Soal traveling, kerapkali ia memburu air terjun di kota Bogor atau panjat tebing. "Kalau sastra, aku suka karya-nya Pramoedya Ananta Toer. Lain-nya, sih, standar shopping kalau ada kebutuhan dan doyan kuliner juga."

Di tengah karier yang tengah ia pupuk, Anna berupaya menikmati apa yang ia dapatkan. "Enaknya syu­ting banyak pengalaman baru, kete­mu teman-teman baru. Aku percaya bakat ini bisa muncul setelah diasah, aku terus belajar, dari senior, sutra­dara, dan film yang aku tonton."

Toh, ia juga tak menampik dari jerih payahnya Anna sudah menik­mati hasil berupa materi. Namun, ia lebih suka menabung penghasilan-nya, "Sebab aku punya cita-cita berwirausaha. Penginnya untuk usaha ternak kuda dan lebah madu. Menunggang kuda itu bagus untuk kesehatan, terutama postur punggung agar tegak, tulang, dan badan jadi sehat," kata Anna yang senang berkuda sejak terlibat sinetron Tutur Tinular. "Aku malah enggak berminat bisnis di bidang kuliner meski suka makan," ujar Anna yang menjaga kesehatannya dengan tiga cara sederhana; makan makanan sehat, minum madu, dan tidur yang cukup.

Meski masih belia, Anna sadar betul tak selamanya profesi di dunia hiburan bisa terus menjanjikan. Un­tuk masa depannya, ia pun berencana berinvestasi sebuah rumah yang luas di kota Bogor atau Tasikmalaya, "Supaya enggak panas kayak di Ja­karta. Mungkin karena Papa pecinta lingkungan, jadi anak-anaknya suka lingkungan asri dan udara segar, he... he...he...-."

la pun berharap di usianya yang kini menginjak 21 tahun, semua harapannya bisa mulai diwujudkan. "Semua ini tentu karena support dari keluarga dan teman-teman. Aku ber­harap sinetron yang aku bintangi, ceritanya makin bagus, disukai masyarakat, dan ajaran agamanya bermanfaat untuk yang nonton. Yang jelas aku hanya ingin dikenal karena prestasi bukan sensasi."

Ya, Anna memang mengesankan dirinya tidak semata mengejar popularitas di dunia hiburan. Niatnya selain ingin mencari uang, juga untuk menyalurkan hobi. Tapi, bagaimana dengan cerita cintanya? Tak seperti perempuan seusianya, Anna menampik urusan cinta jadi nomor kesekian. Dengan malu-malu ia berujar, "Urusan itu nanti, deh." 

 

(NOVA, Edisi 1403, 12-18 Januari 2015)