Mikha, Siti atau Bling-Bling

Dari sejumlah sinetron yang pernah dibintanginya, baru dalam sinetron Siti Bling-Bling Mikha Tambayong mengaku menguras semua kemampuannya. Mulai dari berakting, bernyanyi, hingga bela diri Thai Boxing.

Rabu (4/6) siang itu Mikha Tambayong yang berperan sebagai Bling-Bling dipapah oleh Donny (Ahmad Jalaluddin Rumi, biasa disapa El) masuk ke rumah sakit. Bling mengalami luka setelah diserang oleh kelompok gangster pimpinan Surya (Piere Gruno).

Meski ini adegan sinetron Siti Bling-Bling, Mikha mengaku sempat kewalahan juga dalam adegan berkelahi ini. "Dalam sinetron ini saya bukan hanya memainkan karakter, tetapi juga melakukan adegan fighting," tandas Mikha, saat dijumpai di lokasi syuting Siti Bling-Bling di kompleks Studio Persari, Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (4/6).

Dalam sinetron Siti Bling-Bling, Mikha menjalani dua peran yaitu sebagai Siti yang berpenampilan culun dan berkacamata, dan Bling yang merupakan penyanyi ibu kota terkenal.

Bling merupakan anak gangster Tomi (Gunawan) yang dirawat oleh orang kaya, Fuad (Ikang Fawzi), serta merupakan cucu gangster Toro (Tio Pakusadewo). Bling dibesarkan oleh Fuad demi menghindari ancaman gangster musuh-musuh ayah dan kakeknya, karena ibunda Bling telah tewas dibunuh oleh anak buah gangster Surya ketika Bling masih bayi. Namun Bling tidak menyadari ayah dan kakeknya merupakan gangster. Setahu Bling ia adalah anak Fuad.

la menyamar sebagai Siti yang culun, karena Fuad menyuruhnya agar mengubah dirinya menjadi Siti yang culun, supaya menghindari bahaya. Bling merupakan penyanyi terkenal dan anak orang kaya, pasti banyak penjahat yang ingin menculik Bling.

Di sekolah dan di tempat umum Mikha menjadi Siti yang culun dan berkacamata. Sedangkan saat menyanyi di atas panggung Mikha menjadi Bling yang penyanyi terkenal dan glamor.

Pada kenyataannya, banyak gangster yang mengincar keselamatan Bling, sehingga ke manapun Bling pergi, ada saja anggota gangster yang membuntutinya.

"Memang sih dalam sinetron ini, kehidupan Siti atau Bling selalu dibayang-bayangi anggota gangster. Jadi ada unsur tegangnya selama menjalani syuting. Untungnya, tuntutan adegan fighting bisa aku atasi karena sudah dua tahun belajar bela diri Thai Boxing. Jadi, syuting sinetron ini, sekaligus mengasah kemampuan bela diri. Saya juga memang suka menonton film-film tentang gangster," ujar Mikha.

Meskipun peran Mikha sebagai Siti dan Bling cukup ruwet, keponakan penyanyi Harvey Malaihollo ini mengaku tak terbebani. Padahal sebagai pemeran utama sinetron itu jadwal syuting Mikha sangat padat setiap hari.

Bahkan Mikha tetap bisa menjalani kuliahnya seperti biasa di Universitas Pelita Harapan, Tangerang. "Saya syuting sepulang kuliah. Puji Tuhan, kondisi fisik saya sampai penayangan episode kesebelas ini sehat-sehat saja Saya juga bisa konsentrasi dengan baik, meskipun menjalani kuliah dan akting," katanya.

Setting Rumah Sakit

Lantaran syuting pada Rabu itu tentang adegan Siti dirawat di rumah sakit, sebuah gedung di kompleks Studio Persari pun disetting menjadi sebuah bangsal rumah sakit. Hal itu dilakukan, agar Mikha bisa melakukan syuting di tim 1, tim 2, dan tim 3 yang lokasinya masih sama-sama di sekitar Studio Persari.

"Kalau kami melakukan syuting di rumah sakit, selain sulit mendapatkan izin, kami juga harus pindah lokasi syuting. Padahal Mikha itu dibutuhkan oleh semua tim yang menggarap sinetron Siti Bling-Bling. Saat ini tiga tim yang menggarap sinetron ini berada dalam jarak yang berdekatan untuk memudahkan pergerakan Mikha Tambayong berpindah dari satu tim ke tim lainnya," papar Rudi Adiwijaya, asisten sutradara tim 1 sinetron Siti Bling-Bling.

Rudi kemudian menambahkan, desain dan suasana gedung di Studio Persari sangat mudah disulap menjadi sebuah rumah sakit.

"Ciri rumah sakit itu, minimal ada ruang dokter, ruang pendaftaran, kamar perawatan pasien, dan lorong antarkamar. Nah, semua ciri rumah sakit itu terpenuhi di gedung Studio Persari ini. Satu unit gedung saja ada lebih dari enam kamar. Masing-masing kamar dihubungkan dengan 4 lorong," ungkap Rudi. Tim artistik sinetron Siti Bling-Bling memang cukup kreatif dan gesit. Saat C&R mendatangi lokasi syuting, tim artistik tersebut sedang mendandani ruang tempat Siti dirawat. Fasilitas dalam kamar tersebut cukup lengkap. Ada tempat tidur yang bisa dinaik-turunkan. Ada tabung oksigen dan botol infus. Ada pula sofa untuk penunggu pasien. Demikian pula setting tempat pendaftaran pasien. Settingnya benar-benar menyerupai kondisi rumah sakit asli.

Menurut Rudi, peralatan kesehatan itu memang telah dimiliki oleh SinemArt Productions, rumah produksi yang menggarap sinetron ini. Sehingga di saat timnya membutuhkan setting rumah sakit, ia tinggal melapor kepada tim artistik untuk membuat setting rumah sakit.

Sementara tim 1 menggarap Siti yang sedang dirawat di rumah sakit, tim 2 menggarap adegan perkelahian antarnapi di penjara. Setelah gangster Surya berhasil dijebak oleh gangster Toro, dan akibatnya Surya ditangkap polisi, ternyata di penjara Surya menjadi pimpinan napi.

Mobil Terbakar

Pada Rabu siang itu Surya menunjukkan kekuasaannya dengan menyuruh anak buahnya yang napi juga, untuk menyiksa napi yang baru, yang tidak mau tunduk pada Surya.

Sinetron Siti Bling-Bling termasuk sinetron yang berbiaya cukup mahal. Baru diputar 11 episode, sudah empat buah mobil yang rusak. Ada sedan BMW yang dibakar, ketika adegan gangster Toro meledakkan mobil gangster Surya untuk membunuhnya.

Kemudian sedan Mazda yang hancur ketika adegan gangster Toro berusaha menabrak dan menembaki Fuad yang membawa Bling. Lalu dua buah sedan Volvo, yang juga amblas ketika adegan gangster Surya berusaha membunuh gangster Tomi (Gunawan), dan ketika gangster Surya membunuh ibunya Bling (Cut Memey) dengan menceburkan mobil tersebut ke laut.

Rudi Adiwijaya mengungkapkan, memang sudah saatnya sinetron Indonesia seberani film Hollywood. Saat adegan menghancurkan mobil, yang dihancurkan memang mobil sungguhan bukan hanya trik kamera.

"SinemArt memang menggarap sinetron ini secara serius. Itu sebabnya, kami benar-benar menghancurkan mobil asli pada beberapa adegan sinetron Siti Bling-Bling. Bukan merupakan trik kamera." ujar Rudi Adiwijaya.

Rudi menambahkan, secara gambar memang beda mutu adegan mobil tabrakan atau mobil dibakar dengan visual asli, ketimbang dengan trik kamera.

 

(C&R, Edisi 824, 11-17 Juni 2014)