Bajaj Kompak di Anak-Anak Manusia

Setelah Teddy Syah yang berperan sebagai Mardani tidak muncul lagi, saat ini sinetron Anak-Anak Manusia diramaikan oleh kehadiran grup komedian Bajaj. Melky, Aden, dan Isa berperan sebagai preman yang ingin menguras harta Haji Mansur. Trio pengocok perut ini memang selalu kompak tampil di televisi, entah panggung komedi atau sinetron. Akting mereka kini dinanti di setiap episode oleh pemirsa RCTI, setiap sore.

Meskipun telah beberapa kali gagal menguras harta Haji Mansur (Edi Riwanto), akan tetapi Kojay (Melky Bajaj) dan Japra (Aden Bajaj) tidak pernah bosan mencari akal melancarkan niat busuk mereka. Pada episode beberapa waktu lalu, misalnya, giliran Japra yang berpura-pura tertabrak mobil angkot Kliwon (Isa Bajaj).

Dengan alasan ingin membawa Japra yang mengalami luka parah, Kojay berhasil memeras Haji Mansur hingga mendapatkan uang Rp 5 juta untuk pengobatan Japra. Padahal, lagi-lagi Kojay dan Japra cuma berpura-pura.

Meski memerankan tokoh penjahat alias antagonis, namun karakter yang mereka perankan terhitung kocak karena memang sinetron Anak-Anak Manusia adalah drama dengan imbuhan komedi.

Mulai episode di bulan suci ini, Bajaj, yang diawaki oleh Isa Wahyu Prastantyo, Raden Asep Saefulloh, dan Meilia Balipa Emil ikut memeriahkan tayangan sinetron Anak-Anak Manusia garapan SinemArt Production.

Seperti penampilan mereka di sinetron lain di stasiun televisi tetangga. Lagi-lagi grup komedi ini kompak tampil bertiga. Termasuk saat tampil di variety show berjudul Mission X, Sitkom Parkir Pak Le, serta program-program lainnya.

Jika pada sinetron yang pernah dibintangi, Isa, Melky, dan Aden Bajaj berperan sebagai mantan napi yang akhirnya menjadi pemuda yang saleh, maka dalam sinetron Anak-Anak Manusia, mereka bertiga tampil sebagai preman kampung.

"Awal mulanya kami datang ke kampung ini adalah menjadi pencuri di rumah Haji Mansur, tetapi tanpa sengaja, salah satu barang curian kami adalah handphone milik Selbi. Sampai akhirnya kami tahu jika Selbi sedang mencari jodoh. Kemudian, agar bisa menguras harta Haji Mansur, Kliwon pun berpura-pura menikah dengan Selbi," ujar Aden saat dijumpai di lokasi syuting Anak-Anak Manusia di Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (9/7).

Kliwon kemudian berhasil menikahi Selbi (Asri Welas) dengan menyamar sebagai Bambang. Kedua temannya, Kojay dan Japra ikut tinggal di rumah Haji Mansur. Selama tinggal di rumah Haji Mansur, Kojay dan Japra pernah merampok rumah Haji Mansur, pernah pula menjual mobil angkot second.

Namun dalam setiap tindak kejahatannya, mereka selalu digagalkan oleh Somad (Anjasmara). Setelah Teddy Syah yang berperan sebagai Mardani tidak lagi muncul, kehadiran grup komedian Bajaj diharapkan bisa meramaikan sinetron Anak-Anak Manusia, selain ada tokoh-tokoh kocak lain seperti Somad (Anjasmara), Encun (Devi Permatasari), dan Selbi (Asri Welas).

"Keberadaan grup komedian Bajaj ini memang dimaksudkan untuk makin menghidupkan sineteon Anak-Anak Manusia, karena mereka kan lucu," kata Latif Raden, sutradara tim 2 Anak-Anak Manusia.

Jujur dan Komunikasi

Kekompakan menjadi hal terpenting dalam mengusung grup, entah musik atau lawak di industri showbiz di manapun. Sejak menjadi jebolan di Audisi Pelawak TPI (TPI) pada 2005 lalu, karier Trio Bajaj melesat. Mereka bukan hanya meramaikan panggung lawak tetapi juga tampil sebagai pemain sinetron.

Hal yang menarik lainnya, masing-masing anggota tak memiliki karier pribadi. Tak ada yang tampil menjadi host misalnya dengan sendiri. Kalaupun mereka tampil memandu acara, ya selalu bertiga. Inilah yang ternyata menjadi salah satu kunci kekompakan mereka selama 10 tahun eksis di industri hiburan Tanah Air.

"Untuk menjaga kekompakan, setiap kali ada tawaran job, kami memang selalu minta dikontrak bertiga. Kalau tidak bisa mengontrak kami bertiga, yah terpaksa tawaran itu kami tolak. Kami juga meminta, kalau bisa jadwal kami diatur agar kami bisa berada bertiga di lokasi syuting. Selama ini sih stasiun televisi maupun produser sudah tahu permintaan kami, yaitu mengontrak bertiga. Enggak bisa cuma salah satu saja yang dikontrak," papar Aden.

Untunglah persyaratan itu bisa dipenuhi oleh produser yang mengontrak mereka. "Alhamdulillah job kami tidak pernah sepi. Rezeki kan sudah diatur Allah. Kata orang tua kan, kalau kita rajin berdoa dan beramal, rezeki tak akan lari kemana," tambah Aden. Trio Bajaj termasuk grup lawak yang laris manis sebagai pengisi acara di televisi, pemain sinetron plus bintang iklan sejumlah produk.

Ada cara lain yang dilakukan mereka agar bisa menjaga kekompakan grup Bajaj adalah dengan saling jujur dan menjaga komunikasi. "Di lokasi syuting, kami selalu bertiga. Baik itu syuting sinetron maupun syuting program televisi lainnya. Terus tidak ada dusta di antara kami. Soal apapun," ujar Melky.

Kekompakan grup Bajaj di lokasi syuting memang terlihat jelas. Mulai dari hal-hal yang kecil sekalipun. Misalnya, jika salah satu anggota ada yang masih melakukan syuting menghabiskan scene-nya, maka anggota lainnya yang sudah selesai, dengan setia menunggu sampai anggota yang masih menyelesaikan scene-nya itu selesai syuting. Sehingga mereka pulang bersama.

Saat menjalani buka puasa, mereka pun makan bertiga. Tidak ada yang berjauhan atau berkumpul dengan bintang lain. "Kami berangkat syuting memang janjian bertiga. Jadi tiba di lokasi syuting selalu bareng. Nanti pulangnya juga bareng, walaupun rumah kami masing-masing berjauhan," kata Isa.

Perbedaan dan Selera

Sebenarnya seiring dengan perkembangan waktu, masing-masing personel memiliki banyak perbedaan dan kepentingan lantaran tuntutan hidup. Di antaranya soal status mereka yang sudah tak sama ketimbang saat masih meniti karier. Isa dan Melky kini sudah menikah. Sedangkan Aden masih bujangan. "Tetapi kami harus mengutamakan kumpul bertiga," tandas Aden. Untungnya istri-istri Isa dan Melky bisa memahami kekompakan ini.

Tempat tinggal kami sebenarnya juga berjauhan, Melky tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur. Isa di Ceger, Cipayung. "Sedangkan saya sendiri di Sawangan, Depok. Tetapi ketika berangkat ke lokasi syuting, kami selalu janjian untuk bisa sampai bareng di lokasi," tambah Aden.

la kemudian menambahkan, "Selain itu Isa hobinya naik motor tua. Jadi, biarpun sebenarnya dia punya mobil, tetapi pergi ke mana-mana dia selalu naik motor tuanya. Melky juga hobinya naik motor, yaitu Vespa tua. Biarpun dia punya mobil, pergi ke mana-mana selalu naik Vespa. Mungkin biar enggak macet ya. Sedangkan saya hobinya dengan mobil tua. Jadi, pergi ke mana-mana saya naik mobil tua," papar Aden yang punya beberapa koleksi mobil tua.

Selera makanan mereka pun sebenarnya berbeda. Tetapi demi menjaga kekompakan, mereka selalu makan bertiga. Dengan adanya perbedaan itu, justru menjadi bahan komunikasi asyik saat mereka berkumpul.

"Jadi saat kami bertemu, Isa cerita tentang motor tuanya. Saya cerita tentang mobil tua. Kemudian kalau ada teman Isa yang ingin menjual mobil tua, Isa pasti menginformasikannya ke saya. Kalau ada teman saya mau menjual motor tua, pasti saya kasih tahu Isa. Kami masing-masing mau mendengarkan cerita jika ada teman yang sedang cerita," ungkap Aden.

Menurut Aden, mereka masing-masing sudah tahu kepribadian temannya. Hal itu membuat mereka saling percaya. "Karena sudah tahu sifat masing-masing, dalam bercanda pun kami bisa saling terbuka. Enggak perlu ada rasa sakit hati atau tersinggung. Karena kami masing-masing tahu, bahwa teman kami tidak ada maksud jelek dalam perkataan. Hanya untuk bercanda dan menghidupkan suasana komunikasi," tutur Aden.

Saat pertama kali membentuk grup komedi Bajaj, 10 tahun lalu, Melky dan Aden sebenarnya sudah bekerja sebagai karyawan Metro TV. Ketika ada lomba melawak yang diselenggarakan oleh stasiun televisi TPI (kini MNCTV), mereka mencoba bersatu dan mengajak Isa yang merupakan teman kuliah mereka di Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta Barat, yang kebetulan saat itu masih belum punya pekerjaan.

Melky dan Aden kemudian melepaskan status mereka sebagai karyawan dan konsentrasi untuk mengikuti lomba komedi. Ternyata kekompakan dan kelucuan mereka mengantarkan mereka menjadi juara kedua API.

"Saya, Isa, dan Melky dulunya memang satu kampus di Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta Barat," kata Aden. 

 

(Cek & Ricek, Edisi 830-831, 23 Juli - 5 Agustus 2014)