Dilema Orang Ketiga

Orang Ketiga sinetron yang mengudara di SCTV setiap pukul 22.00-23.00 WIB, menjadi tontotan favorit dan paling diperbincangkan satu bulan terakhir. Kesuksesan Orang Ketiga (OK) terletak pada pemilihan isu yang kekinian. Sebenarnya yang namanya orang ketiga atau kini populer disebut pelakor (perebut laki orang) sudah ada sejak zaman dulu. Cuma belakangan lebih terekspos, salah satunya karena kehadiran media sosial.
 
OK mengangkat realitas yang dialami banyak pasangan suami istri dalam porsi yang pas, tidak berlebihan, dan tidak terkesan dibuat-buat. "Ketika tema ini di-lempar ke tengah masyarakat, saya pikir masyarakat penasaran: kalau ini terjadi dalam kehidupan rumah tangga mereka, akan seperti apa jadinya?" ungkap Joko Nugroho, salah satu sutradara OK. "Ini menjadi semacam stimulasi untuk menonton, khususnya ibu-ibu. Saya melihat fenomena menonton Orang Ketiga ini kayak menonton pertandingan bola. Ada 2 kubu. Ada yang berpihak kepada si orang ketiga. Ada pula yang berpihak kepada istri sah. Di media sosial ramai sekali," kata Joko. Walhasil sejak bulan ini, posisi OK stabil di 3 besar perolehan rating—termasuk beberapa kali menduduki puncak.
 
OK diawali dengan kisah Aris (Rionaldo Stokhorst) yang baik dan berkarier cemerlang, menikahi Afifah (Naysilla Mirdad) yang kaya, lugu, dan mendedikasikan kehidupannya untuk anak dan suami. Di kantor, Aris bertemu Yuni (Marshanda), cinta sejatinya di masa SMA dulu. Benih-benih cinta pun tumbuh kembali. Namun Aris dan Yuni juga sama-sama galau, mereka tahu apa yang mereka rasakan itu salah.
 
Menurut Marshanda yang memerankan orang ketiga, Yuni bukan pelakor yang jahat. "Dia pelakor yang masih punya hati nurani. Dia tidak menjahati istri Aris. Tidak memanfaatkan kekayaan Aris juga. Berulang kali dia berusaha menyudahi hubungannya dengan Aris," ucap wanita yang akrab disapa Caca ini. Sementara Aris, menurut Rionaldo, tidak bisa menentukan pilihan. Dia mencintai Yuni, tapi juga menyayangi Afifah dan tak mungkin melepaskannya. Kegalauan para tokohnya ini ternyata tidak hanya sukses memainkan emosi penonton tapi juga emosi para bintangnya, lo. Bagaimana rasanya memeranhan pelakor, peselinghuh, dan istri yang diselingkuhi?
 
HUJATAN UNTUK 
"PELAKOR” DAN PESELINGKUH
 
Rionaldo, Caca, dan Naysilla adalah pemain-pemain lama andalan SinemArt yang sudah tidak diragukan lagi akting-nya. Ketiganya pernah bekerja sama sebelumnya. Mereka terakhir bekerja sama 10 tahun lalu dalam sinetron Aqso dan Madinah. Sementara dengan Naysilla saja, Rio pernah mencetak sinetron hit Liontin (2005), Sekar (2008). Dia Jantung Hatiku (2010), dan Jodohku (2013).
 
Membangun chemistry tidak sulit lagi. Bedanya, 10-13 tahun lalu media sosial belum semarak. Mau memeranhan karakter apa saja, yang ekstrem sekalipun, komentar-komentar penonton tidak sampai langsung di kuping mereka. Namun saat ini, lewat media sosial, komentar baik hingga terburuk, terkait peran yang mereka lakoni, tak bisa dihindari.
 
Pelakor dan laki-laki yang tidak setia saat ini seolah menjadi musuh publik. Caca dan Rio tetap menerima peran ini sebagai tantangan dan memerankan dengan apik. Saking bagusnya, penonton kadang lupa Caca dan Rio hanya berakting. Bukan pelakor atau peselingkuh yang sebenarnya.
 
"Komentar orang macam-macam. Ada pro dan kontra. Ada yang netral, ada yang senang dengan Yuni, ada yang benci sampai berkomentar tajam banget," ucap Caca. la kemudian menirukan komentar seorang warganet, "Kalau bertemu, saya jambak kamu." Rio juga kerap menelan komentar pedas. "Ada yang sampai enggak mau melihat muka saya. Komentar mereka kadang memengaruhi mood. Kaget, pas membuka Instagram, tiba-tiba membaca kata-kata yang buruk, yang enggak masuk akal. Kok sadis banget. Zaman media sosial ini luar biasa," bilang Rio.
 
Baik Rio maupun Caca tidak menyalahkan orang-orang yang melontarkan komentar menyakitkan. "Saya memahami isu pelakor lagi marak banget. Menjadi pemberitaan di mana-mana, pembicaraan orang. Saya sebagai aktris tetap fohus saja berakting," kata Caca. Rio kini mulai terbiasa dengan beragam komentar. Di akun Instagramnya dia malah memasang foto, video, dan menulis kalimat-kalimat yang semakin bikin orang penasaran dan terbawa emosi. "Alhamdulillah, rating sinetron kami selalu masuk 3 besar. Setiap hari ribuan homentar masuk. Untuk sinetron yang tayang hampir tengah makam, bisa unggul ratingnya, itu keren, sih," ujar Rio bangga.
 
(Bintang Indonesia, Edisi 1390, IV Februari 2018)