Alexandra Gottardo Kakak yang Sabar

Berperan sebagai kakak dari Karin (Cut Meyriska) di sinetron Catatan Hati Seorang Istri, Alexandra Gottardo tidak mengalami kesulitan. Seorang adik lelakinya, yang kini menetap di Malang, Jawa Timur, juga sama ‘bandel’-nya dengan tokoh Karin di sinetron itu. Sabar dan tegas adalah kunci utama Alexandra menghadapi mereka. Bagaimana Sandra menjalani peran bagi 'dua' adiknya itu?

Tiada henti Sofie (Alexandra Gottardo) meyakinkan dan memberi pemahaman kepada Karin (Cut Meyriska), ketika suaminya, Bram (Ashraf Sinclair) akan berbicara secara pribadi dengan Hana (Dewi Sandra).

Karin rupanya merasa cemburu bila Hana kembali berkomunikasi dengan Bram setelah keduanya bercerai. Setiap Hana, Karin, dan Bram, terlibat dalam pertengkaran atau kesalahpahaman, posisi Sofie dianggap sebagai penengah dan mengambil sikap bijak.  Apalagi, selain sebagai kakak Karin, Sofie juga sahabat baik dari Hana sejak awal. Dalam batin, Sofie nampaknya sering kesal pada ulah adiknya, Karin. Di sisi lain, perannya sebagai kakak menjadi pelindung sang adik.

"Sebenarnya Sofie punya akal sehat. Di satu sisi tekanan batin, melihat adiknya nakal. Tetapi senakal apapun, Sofie enggak bisa melepas adiknya dalam belitan masalah," ucap Alexandra, saat dijumpai di sela syuting sinetron Catatan Hati Seorang Istri, di perumahan Tanjung Barat Indah, Jakarta Selatan, Kamis (6/11) petang.

Wanita yang akrab disapa Sandra ini, mengakui, sebagai kakak tunggal Karin, Sofie telah lama mati-matian membimbing adiknya menjadi orang baik. Sampai kemudian, adiknya memiliki hubungan gelap dengan Bram, suami dari sahabatnya sendiri, Hana. Inilah keseruan cerita karakter yang dimainkannya.

"Dalam cerita kami digambarkan hidup tanpa kehadiran orang tua. Sofie enggak cuma menjadi kakak, tetapi mewakili orang tua," tambahnya, tentang peran yang dimainkan.

Meski terlihat sabar menghadapi perangai dan perilaku adiknya, dalam peran ini, Sofie juga bisa bertindak tegas. Terutama ketika Karin sempat akan angkat kaki dari rumah dengan membawa koper besar, beberapa episode yang lalu. Dengan sikap tegas, Sofie mengancam dengan cara akan mengirim Karin untuk tinggal di luar negeri.

Keluarga

Sepintas, karakter yang diperankan oleh Sandra begitu menguras emosi. Sebagai Sofie, Sandra harus menampilkan inner acting dengan baik agar bisa menarik perhatian pemirsa. "Sebenarnya enggak susah karena sudah terbiasa, karena sudah berjalan beberapa episode lama-lama aku bisa masuk ke karakter Sofie. Mungkin awalnya harus adaptasi dulu," imbuhnya.

Begitu naskah dan sinopsis awal ia terima, Sandra mengaku sudah sreg dengan jalan cerita sinetron yang tayang setiap malam di RCTI ini. Terutama dengan jalan cerita yang realistis dan dekat dengan keseharian yang dialami sebagian besar perempuan dalam rumah tangga atau keluarga.

Selain bagus jalan ceritanya, tokoh yang ia perankan di sini berbeda dengan peran-peran di beberapa judul sinetron sebelumnya. "Bedanya, di sini aku sebagai single fighter yang mandiri. Sebagai kakak sekaligus ibu," ujarnya.

Meski terpaut usia lumayan jauh dengan Cut Meyriska, Sandra tidak canggung ketika berhadapan dengan pemain yang lebih muda. Cut Meyriska, kata Sandra adalah sosok pemain yang pintar, cerdas, dan membuka diri.

"Aku ketemu pertama kali ya di sinetron ini. Walau.dia lebih muda dari aku, kami suka jalan bareng kalau gak ada syuting. Kadang nonton atau makan, chemistry bisa dapat dari mana saja," katanya.

Namun, menghadapi adik seperti Karin, Sandra mengaku tidak terlalu kaget. Di Malang, Jawa Timur, kampung halamannya, ternyata Sandra memiliki adik tunggal. "Adikku cowok, dan bandelnya berprestasi. Aku masih tetap pantau dia dari jauh. Sama kan, kayak tokoh Sofie. Jadi kakak mesti sabar dan tegas, hehe," katanya.

Soal akting Sandra sudah piawai. Sebelumnya, beberapa judul sinetron pernah dibintanginya, seperti Putri Nomor Satu, Anugerah, Kasih dan Cinta, Khanza, Cinta Remaja, Makin Sayang, Si Yoyo, dan lainnya. Ia pernah pula bermain dalam film Leher Angsa (2013) dan Tanah Air Beta (2010), serta beberapa judul FTV.

Meski lama terjun di dunia akting, Sandra tak ingin memilih antara jalur sinetron atau film. Menurut wanita kelahiran Malang, 9 Januari 1985 ini, keduanya sama-sama disukai. "Aku suka di sinetron karena good income, kalau di film kepuasan berakting dan pride yang kita dapat. Aku belum coba main film action. Pengen sih soalnya belum pernah," ungkapnya.

 

(Cek & Ricek, Edisi 846, 12-18 November 2014)