Sistem Kebut Semalam ala Anjasmara

Setelah karakter Mardani (Teddy Syah) hilang dari sinetron Anak-Anak Manusia, kini perhatian pemirsa pada kehadiran tokoh pengundang tawa sekaligus gemas, terpusat pada Somad (Anjasmara Prasetya). Awalnya Somad merupakan seorang preman. Tetapi akibat dipukul perampok, Somad berubah sifatnya menjadi kekanak-kanakan. Bagaimana kesan Anjas berperan sebagai Somad?

Menurut Anjasmara saat dijumpai di lokasi syuting Anak-Anak Manusia di Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (27/5), berperan sebagai Somad yang perilakunya kekanak-kanakan, bukanlah hal baru yang ia jalani.

"Saya sudah tiga kali berperan kekanakan-kanakan, yaitu dalam sinetron Wah! Cantiknya!!! yang pernah tayang di tahun 20Q2, lalu di sinetron Si Cecep yang pernah tayang tahun 2004, dan sekarang sinetron Anak-Anak Manusia," ungkap Anjas.

Anjas mengaku hanya butuh waktu satu malam untuk mendalami karakter Somad yang sifatnya kekanak-kanakan. "Ini sinetron stripping. Jadi enggak ada waktu mendalami peran terlalu lama begitu skenario berubah. Dengan menonton sejumlah film yang ada karakter tokoh kekanak-kanakan, saya rasa sudah cukup kok untuk menjadi bahan inspirasi. Jadi ini sistem kebut semalam alias SKS, hahaha," katanya.

Aktor kelahiran Blitar, Jawa Timur, 13 November 1975 ini mengaku tidak marah jika ada pemirsa yang menilai akting sebagai Somad ada kemiripan dengan aktingnya sebagai Cecep dalam sinetron Si Cecep. "Ya, orangnya kan saya juga. Sedikit banyak pasti ada kemiripanlah," katanya.

Meskipun sejak episode pertama karakter Somad digambarkan sebagai tokoh aneh, yaitu awalnya sebagai preman dan kemudian sekarang berubah menjadi kekanak-kanakan, tetapi kata Anjas, ada benang merah pada sifat Somad yang perlu diteladani pemirsa di rumah, yaitu Somad selalu mengatakan hal yang benar.

"Waktu Somad menjadi preman, bagi Somad yang benar adalah benar. Begitu pula setelah sifatnya berubah menjadi kekanak-kanakan, Somad juga selalu bicara jujur," ungkap Anjas yang kagum dengan karakter Somad.

Berperan sebagai Somad, Anjas jadi bisa mengambil hikmah, yaitu hati-hati dengan perampok. Karena perampok itu tega berbuat kejam pada korbannya. Sehingga jika akan melawan perampok, harus membawa senjata atau punya kemampuan ilmu bela diri. Jangan sampai konyol seperti yang dialami oleh Somad yang kepalanya dipukul dengan kayu balok oleh perampok, karena Somad melawan perampok dengan tangan kosong.

Hikmah lainnya, hati-hati memukul kepala bagian belakang, sekalipun dengan tujuan bercanda. Karena kepala merupakan tempat otak yang mengatur semua sistem saraf manusia. "Hati-hati memukul kepala bagian belakang, karena bisa terjadi gegar otak dan gangguan saraf lainnya. Anak-anak yang kepalanya sering dipukul, bisa mengalami gangguan belajar," katanya.

Anjas sedikit merasa beruntung. Berperan sebagai Somad yang tingkahnya kekanak-kanakan tidak ditonton oleh anak-anaknya, sehingga tidak mengurangi wibawanya sebagai seorang ayah. "Di rumah pakai tv kabel. Jadi anak-anak nontonnya kebanyakan acara-acara luar negeri," ungkap Anjas.

Panci Masak Somad

Selasa (27/5) siang itu, di lokasi syuting diambil adegan tentang persaingan Somad dan Kholil (Gunawan) untuk mendapatkan Encun(Devi Permatasari). Meskipun Somad sifatnya sudah berubah menjadi kekanak-kanakan, tetapi Kholil masih menganggap Somad sebagai saingannya untuk mendapatkan Encun.

Hari itu, Somad yang sedang bermain kemah-kemahan dengan sejumlah anak-anak, tanpa menyadari panci masaknya dimasukkan mainan ular-ularan oleh Kholil. Jebakan itu tentu saja membuat Somad terkejut.

Tetapi ternyata, Kholil yang bersembunyi di balik pohon, malah digigit oleh ular asli, sehingga mengalami luka yang cukup berbahaya.

Saat Anjas melakukan adegan berlari bersama anak-anak, Anjas sempat lupa ikut berteriak kepada anak-anak "Ayo lari", menirukan ucapan sang sutradara. Akhirnya adegan itupun dicut, dan harus diulangi lagi.

"Mctaf, saya lupa. lya, adegannya saya ulang lagi," ujar Anjasmara sambil tertawa.

Sementara itu Selbi (Asri Welas) masih berusaha mendapatkan cinta Kholil. Selbi semakin optimistis, karena Babe Mansur (Edi Riwanto) menjalin kerja sama bisnis kapal tanker bekas dengan Kholil. Selbi membujuk agar Babe Mansur cepat-cepat memberikan uangnya kepada Kholil.

"Udah Be, enggak usah lama-lama mikir. Tanda tangani aja cek nya. Ntar saya yang mengantar ke Kholil, "ujar Selbi.

"Enak aja. Ini bisnis miliaran. Kalau gue 'sradak-sruduk'. Duit gue bisa amblas," kata Haji Mansur.

Tak sabar menunggu Mansur menandatangani ceknya. Selbi langsung merebut cek dan menandatanganinya.

"Biar Selbi aja deh Be yang tanda tangan. Mau langsung dikasih ke Kholil," kata Selbi.

"lye, sono lo cairin di bank BTS," kata Mansur emosi.

"Apaan tuh BTS?" kata Selbi.

"Tuh, Bank Tempat Sampah. Mana bisa lo cairin cek yang ditandatangani bukan oleh pemiliknya," kata Mansur sambil mengambil dan merobek cek itu, lalu membuangnya ke tempat sampah.

 

(Cek & Ricek, Edisi 823, 4-10 Juni 2014)