Yang bergaya di Ayah Mengapa Aku Berbeda The Series

Wardrobe Department memiliki peranan yang penting dalam sebuah produksi sinetron stripping. Tim penata busana bertanggung jawab atas pemilihan kostum yang akan dikenakan para pemain film sesuai tuntutan cerita dan karakter. Termasuk Ayah, Mengapa Aku Berbeda?? The Series. Bagaimana kerjanya?

Kesibukan tim penata busana sebuah produksi sinetron selalu dimulai jauh sebelum syuting digelar. Itulah yang terjadi setiap hari, di salah satu kompleks perumahan elite di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, tempat syuting Ayah, Mengaya Aku Berbeda?? The Series.

Gedung Serba Guna yang di-setting sebagai sekolah SMA bertaraf internasional menjadi latar utama adegan sinetron ini. Meskipun hari sudah malam, syuting untuk pengambilan adegan sekolah masih berjalan. Para pemain utama dan figuran tampak hilir mudik di lokasi syuting dengan mengenakan seragam sekolah yang trendi.

Sebenarnya seragam yang mereka kenakan tak jauh beda dengan seragam SMA pada umumnya. Hanya saja yang perempuan mengenakan rok yang ehem cukup minim sekitar 10 cm di atas lutut. Sedangkan atasannya berupa kemeja putih ditambahkan aksen gambar orang -orangan yang mengelilingi bagian pinggang. Seragam selalu pas badan dan membuat Angel (tokoh utama sinetron) dan kawan-kawan tampak gaya.

Apalagi ditambah kaus kaki polos, ataupun berwarna warni yang mereka kenakan. Semua tampilan mereka memang disesuaikan dengan karakter peran masing-masing. "Kostum dibikin seperti itu biar lain dari yang lain, biar seragam SMA-nya punya ciri khas sendiri," kata Dwi Agustia, salah satu tim wardrobe sinetron ini.

"Sebenarnya hampir sama seperti baju SMA lainnya. Cuma agak sedikit beda saja tampilannya. Kan disesuaikan dengan ceritanya tentang sekolah swasta bertaraf internasional khusus untuk anak-anak kalangan menengah ke atas," lanjut Agustia.

Kalau diperhatikan rok abu-abu yang dipakai sebagai kostum seragam siswi sekolah memang terlihat minim. Namun ternyata itu bukan keinginan tim wardrobe yang bekerja di lokasi syuting. "Kalau soal rok minim itu sebenarnya bukan penataan dari kami yang bekerja di lapangan, tetapi mengikuti permintaan rumah produksi," kata Agustia.

Tim Wardrobe mengaku tak mendapat kesulitan untuk mendapatkan kostum untuk para pemain, karena cukup banyak pihak yang membantu. "Kalau kostum sejauh ini tidak terlalu banyak kendala, karena kami dibantu sponsor. Ada juga dari kantor SinemArt, dan tim wardrobe sendiri juga ada," kata Agustia.

Konsep Sudah Diatur

Tim wardrobe yang ada di lapangan juga mengaku tak dipusingkan saat membuat sebuah konsep. Itu lantaran semua sudah terkonsep dari SinemArt dan hanya tinggal dijalankan saja. "Kami enggak pernah repot memikirkan konsep, karena memang sudah dirancang oteh kantor. Kami hanya tinggal jalankan saja sesuai konsep yang ada," kata Agustia.

Setelah konsep ditentukan, maka tugas Agustia dan timnya tinggal mencari kostum sesuai tuntutan konsep. Namun mereka mengaku tak mengalami banyak kendala. "Kalau kami sudah paham konsepnya gampang saja buat dijalankan. Sejauh ini enggak banyak kesulitan. Untuk baju-baju bebas selain seragam sekolah kami banyak dapat dari sponsor. Ada juga yang dari koleksi pribadi para pemain," kata Agustia.

Penata busana sinetron juga bertugas menyediakan busana para pemain, tetapi tetap harus disesuaikan dengan karakter yang diperankan. Detailnya mulai dari warna busana sampai dengan pernak-pernik lain yang dikenakan. "Untuk tata busana, kami sesuaikan dengan karakter yang diperankan, misalnya Martin (diperankan Sultan Djorghi) yang karakternya sendu dan suka bersedih. Maka pakaiannya tidak memakai warna terang," kata Agustia

Berbeda lagi dengan tampilan geng Ungu Unyu yang karakternya dominan dan menonjol. Tentu pakaiannya akan lekat dengan nuansa warna-warni yang menyala lengkap dengan aksesorinya. "Geng Ungu Unyu kalau dilihat dari kostum seragam sudab ramai. Mereka terkesan trendi dengan kaos kaki warna-warni lengkap dengan aksesori trendi yang mereka kenakan, karena mereka berperan sebagai geng yang paling ngetren di sekolah," kata Agustia.

Begitupun dengan tampilan dua remaja culun Nasya (diperankan Cindy Gulla) dan Hendry (diperankan Agratama Levy) yang telah disesuaikan dengan karakter mereka. "Nasya dan Hendry ini karakternya remaja yang nerd (culun), karakter kutu buku. Jadi tampilannya tidak banyak menggunakan aksesori dan warna-warni menyala. Mereka tampil sangat natural dan polos, memakai kacamata, dan selalu membawa buku. Semua memang sudah sesuai konsep," kata Agustia.

Tim wardrobe juga merasa beruntung lantaran para aktris pemain Ayah, Mengapa Aku Berbeda?? The Series sangat mudah diatur dalam hal penataan busana. "Untungnya semua pemain di sinetron ini enggak ribet dan mau-mau saja diatur tampilannya tanpa banyak komplain yang penting sesuai dengan karakter yang ada dalam skenario dan ceritanya saja, sehingga kami sangat terbantu," kata Agustia.

Agustia dan tim yang bertugas di lokasi syuting juga yaitu petugasyang harus selalu hadir di setiap setting adegan yang berubah-ubah lokasi. Mereka bertanggung jawab pada kualitas dan kontinuitas kostum dari aktris maupun aktor sebelum dan sesudah pengambilan gambar. Mereka juga merangkap menjadi asisten aktris aktor dalam hal kostum.

 

(C&R, Edisi 816, 16-22 April 2014)