Mengintip Balik Layar JAKARTA LOVE STORY

Sinetron yang mengangkat tema kehidupan Jakarta ini seolah mengajak penonton larut pada kisahnya sendiri. Tema yang lekat dengan kehidupan sehari-hari sebagai gambaran betapa rumitnya kehidupan ibu kota. Didukung para pemain yang sudah berpengalaman, sinetron ini menjadi tayangan yang layak untuk ditonton. Lihatlah keseruan para pemain di balik layar Jakarta Love Story.

Cerita dimulai dari keempat laki-laki tampan yang bersahabat sejak di bangku kuliah. Mereka adalah Aryo (25), Dino (25), Teguh (25), dan Ucok (25). Aryo dapat dikatakan paling kaya dari teman yang lainnya, sedangkan Dony berusaha sukses dengan keringatnya sendiri meski sebenarnya ia berasal dari kalangan berada. Sementara Teguh dan Ucok berasal dari keluarga sederhana. Perbedaan strata itu tidak menjadi hambatan persahabatan mereka.

Mereka mempunyai kisah cinta masing-masing. Doni mencintai Alysa, tetapi harus kehilangan dia hanya karena uang. Aryo yang semula tidak percaya akan adanya cinta, langsung luruh saat bertemu Shinta yang tulus kepadanya, sayangnya Shinta merupakan tunangan Teguh.

Shinta sengaja datang ke Jakarta untuk menemui Teguh. Mereka memang telah merencanakan pernikahan. Aryo yang sudah jatuh hati melakukan berbagai cara untuk tetap memerhatikan kegiatan Shinta. Teguh sama sekali tidak mencurigai gerak gerik sahabatnya itu. Selama ini mereka saling membantu dan terbuka dalam segala hal.

Sinetron yang disutradari oleh Vemmy Sagita dan naskahnya ditulis oleh Lintang Pramudya Wardhani, menghadirkan banyak konflik yang ada di Jakarta. Perebutan status sosial, uang, dan jabatan juga menjadi polemik yang akan hadir di Jakarta Love Story selain tentunya kisah cinta yang dikemas dengan manis.

Spesial dari Jakarta Love Story, selain diperankan oleh pemain berbakat juga teknik pengambilan gambarnya yang detail. Sang sutradara menambahkan, bahwa segmentasi sinetron ini untuk kalangan usia dewasa. "Cerita ini ditujukan untuk usia matang, seperti Rezky, Mischa," ujar sutradara Vemmy Sagita. Selama syuting berlangsung, tidak ada kesulitan khusus yang terjadi. Mereka menggunakan real set untuk beberapa adegan, sehingga banyak keseruan yang ditemukan. "Tidak ada kesulitan dalam menyatukan mereka, karena semua seru dan asyik. Mereka juga mengobrol bareng, membaur banget," tandas Vemmy.

Menyimak tayangan Jakarta Love Story maka penonton akan melihat kisah mereka sendiri di sini. "Ceritanya lebih kehidupan realita. Kehidupan normal masyarakat Jakarta yang ada," ujarnya. "Di Jakarta ada si kaya dan si miskin, ada yang sukses ada yang nggak, ada yang perlu berjuang untuk dapat sesuatu, ada yang nggak perlu berjuang tapi dapat sesuatu. Kehidupan Jakartalah," sambungnya. Seperti judulnya, lokasi syuting ini ada di seputar Jakarta. Antara lain di Monas, Menteng, HI, dan studio. "Tergantung di skenario saja, dan nggak ada kesulitan mencari lokasi syuting," ungkap Vemmy.

Tim Puan Pertiwi berhasil mengintip keseruan di balik layar sinetron striping ini. (Luki, Nissa)

REZKY ADITYA 'ARYO' MAIN BASKET PERTAMAKALINYA DI MONAS

Laki-laki kelahiran Jakarta, 26 Februari 1985 ini memerankan karakter Aryo yang berusia 25 tahun. "Di sinetron ini, saya jadi Aryo, jadi ceritanya orang yang baik sama sahabatnya, mungkin juga orang yang paling kaya se-Jakarta kali, ya? Tapi karena perempuan, persahabatannya dengan ketiga temannya itu hancur," cerita Rezky.

Ketika ditanya tentang kendala yang dihadapi, Rezky mengatakan sejauh itu tidak ada kendala yang berarti. "Semua berjalan dengan baik," tukasnya. Memerankan tokoh Aryo memang tidak terlalu sulit baginya. Rezky mempunyai alasan tersendiri mengapa ia menerima bermain di sinetron ini. "Konsepnya beda dengan sinetron sebelumnya, memang terobosan baru juga dan dibuat real set. Dan ya semoga bisa diterima sama masyarakat," tutur kekasih Irish Bella. Rezky Aditya telah mengakui hubungannya dengan Irish Bella sejak sinetron Jakarta Love Story tayang perdana pada 9 Februari 2015.

Satu pengalaman yang tak pernah ia lupa. "Waktu saya melihat Mischa beradegan akting terjun dari lantai 53, itu seperti beneran.... saya yang melihatnya jadi ngeri sendiri. Padahal bukan saya yang beradegan itu. Oh iya, satu lagi, saya baru tahu kalau di Monas ada lapangan basket ya dari Jakarta Love Story. Ada adegan saya main basket di Monas," jelas Rezky. la juga berharap bahwa sinetron ini bisa diterima oleh masyarakat. (Luki)

IRISH 'SHINTA' BELLA, KESUSAHAN BERDIALEK JAWA

Irish Bella mengawali kariernya sebagai model di sebuah agency model Bandung. Beberapa sinetron telah dibintanginya. Dalam sinetron ini ia berperan sebagai Shinta gadis berusia 20 tahun. "Saya di sini jadi Shinta, yaitu perempuan kampung yang berasal dari Kutoarjo. Tapi di sini, Shinta orang kampung yang lumayan modis. Shinta ini penyayang dan sebagai guru SD juga di kampungnya," cerita perempuan kelahiran Cirebon, 23 April 1996.

Bella mengaku tidak begitu sulit memerankan tokoh Shinta, karena pada sinetron sebelumnya ia juga sering mendapatkan karakter protagonis. Namun, karena di sini ia muncul sebagai perempuan Jawa maka dialeknya harus menggunakan bahasa Jawa. "Kesulitannya mungkin dari dialeknya kali, ya. Untungnya nggak terlalu kental, jadi masih bisa teratasi. Waktu itu kita shooting di club beneran, saat baru usai party. Jadi masih bau alkohol dan segala macam. Itu luar biasa banget pengalamannya," ujar perempuan blasteran Indonesia dan Belgia.

Mendapat tawaran bermain di Jakarta Love Story tentu saja pengalaman baru untuk Irish. Dalam sinetron ini ia harus berlakon di real set dan pengambilan gambarnya lebih detail. "Menurut saya, sinetron Jakarta Love Story sangat berkualitas. Saya sudah baca sendiri ceritanya, keren. Saya belum pernah bermain di sinetron yang pengambilan gambarnya detail banget dan real et. Itu yang membuat saya kagum dengan proyek ini."

Kabarnya saat ini Irish telah merajut kasih dengan Rezky Aditya. Mereka memang terlibat cinta lokasi, meski sebelumnya sudah saling kenal. "Kita sudah enal lama. Doakan yang terbaik saja. Kalau memang jodoh, ya di tangan Tuhan," harap Irish Bela. (Luki)

MONA RATULIU, SULIT MENGAWINKAN KARAKTER SAKIT JIWA DENGAN DIALEK JAWA

Berawal dari seorang presenter Mona Ratuliu akhirnya terjun di dunia entertaimen. Mona berperan sebagai ibu Shinta. Dalam sinetron Jakarta Love Story, Mona memang bukan pemeran utama, tetapi akting Mona di sini sempat membuatnya kewalahan. "Aku sebagai ibunya Shinta. Ibunya Shinta sayang banget sama anaknya. Ibunya Shinta punya penyakit kejiwaan, ini yang membuat Shinta secara mental berat menghadapi sang ibu," cerita ibu dari dua anak ini.

Mona mengaku ia sempat kesal dengan peran yang ia dapat karena harus pintar-pintar mengatur emosinya untuk memerankan itu. "Entahlah, saya juga bingung. Saya maunya jadi orang biasa-biasa saja, tapi dikasihnya seperti itu. Susah, sih. Sebal kadang-kadang, jadi bisa dalam satu waktu dia tenang, terus tiba-tiba marah. Tiba-tiba ngamuk, tiba-tiba gilanya kumat. Gradasi itu bisa terjadi dalam satu scene. Satu scene itu kan nggak sampai semenit," jelas perempuan kelahiran Jakarta, 31 Januari 1982.

Mona juga mengaku kesusahan berdialek Jawa. "Buat saya itu susah banget. Antara menyesuaikan dialog, antara logat Jawa sama mengatur emosi. Itu 'kan mesti 'kawin'. Kalau nggak kawin jadinya jelek banget," keluh Mona. Meski demikian Mona berhasil melakukannya dan mengaku sudah bisa mendalami peran tersebut. la mengatakan bahwa Jakarta Love Story mempunyai cerita yang menarik dan banyak hal yang bisa ditonton. (Luki)

 

(Puan Pertiwi, Edisi Maret 2015)