Primus Yustisio : Berbuka Puasa di Lokasi Syuting

Rabu (17/7) lalu, kami menyambangi lokasi syuting sinetron Anak-Anak Manusia di Taman Bunga Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur. Letak lokasinya di sebelah kiri kolam renang. Tepatnya di sebuah lapangan sepakbola.

Sekitar pukul 12.30 WIB, kami tiba di lokasi. Suasana di sana sudah ramai. Beberapa mobil pakir di sisi jalan. Rindangnya pepohonan menghalangi teriknya sinar matahari siang itu. Tepat di samping lapangan terdapat taman. Selain kolam ikan, taman itu juga difasilitasi beberapa kursi dan saung. Suasananya tak kalah asri. Banyak orang duduk di sana. Ada yang asik berbincang, ada juga yang sekadar menikmati suasana.

Di sisi lapangan dekat tiang gawang, tepat di bawah pohon besar, aktivitas syuting tengah berlangsung. Saat itu, Teddy Syah tengah melakoni beberapa adegan bersama Fanny Fadillah. Sementara Primus tidak terlihat.

Selang beberapa menit kemudian, syuting dihentikan. Para kru langsung membenahi perlengkapan. Ada yang menggulung kabel, memindahkan lampu, menggeser sound system, dan memindahkan kamera. Rupanya, lokasi syuting bergeser ke sisi kanan lapangan.

Saat para kru sibuk berbenah, Teddy berbincang dengan Rifky Balweel yang baru tiba di lokasi. Setelah peralatan siap, syuting kembali dilanjutkan. Kali ini, Rifky yang melakukan take. Hanya sebentar dan setelah itu break.

Primus belum juga datang. Kami kemudian berbincang dengan salah satu kepala unit yang ada di sana. Toto namanya. Katanya, Primus biasa datang sekitar pukul 14.00 WIB.

Sekitar pukul 13.21 WIB, kami masih berbincang dengan Toto. Saat itu, sebuah BMW berwarna hitam datang dari arah depan. Mobil itu parkir di sisi kanan jalan. Tak lama, Primus keluar dari mobil itu. la mengenakan jins dan kemeja berwarna putih. Disusul sang istri, Jihan Fahira. Primus langsung menyapa sutradara, H. Agus, yang saat itu berada di sisi lapangan. Agus kemudian mendekati Primus dan Jihan.

Beberapa menit obrolan berlangsung, Agus kembali ke tempat semula. Kali ini, giliran Malih yang datang mendekati Primus dan Jihan. Jihan kemudian minta foto bersama Malih. Primus yang mengambil foto. Setelah itu, mereka terlibat obrolan seru. Kami pun mendekati Primus sesaat setelah Malih dan Jihan beranjak.

Dengan ramah, ia membalas sapaan kami. Setelah membuka obrolan, kami kemudian berbincang seputar aktivitas kesehariannya di lokasi syuting.

Sinetron Anak-Anak Manusia yang dibintangi Primus saat ini memang menjadi senjata pamungkas RCTI dalam mengisi acara sahur. Selama ini, RCTI selalu menampilkan acara sahur secara live. Namun, tahun ini, RCTI membuat gebrakan baru. Menghadirkan sinetron Anak-Anak Manusia. Sinetron ini mampu menyedot minat pemirsa dalam mengisi waktu sahur mereka. "Mungkin, mereka melihat sinetron ini memiliki potensi. Di sini kita senanglah. Sinetron kita dijadikan senjata pamungkas oleh RCTI untuk mengisi acara sahur," kata Primus membuka obrolan.

Sebenarnya, syuting sinetron Anak-Anak Manusia sendiri sudah dilakukan sejak bulan Januari lalu. Namun selalu tertunda. "Awalnya, sinetron ini bukan untuk Ramadan. Tapi ke-pending terus. Pas momen puasa baru siar. Kebetulan, temanya juga religi," sambungnya.

Menggeluti dunia seni peran sudah menjadi hal biasa bagi suami dari Jihan Fahira ini. Tapi aktivitas syuting yang dijalaninya kali ini bertepatan dengan bulan puasa. Primus menampik bahwa banyak kendala dalam menjalani syuting. "Nggak. Nggak ada. Kebetulan kan saya aktivitas utamanya di DPR. Saya lebih banyak syuting sore sampai malam. Jadi santai," katanya.

Tambahan lagi, saat ini aktivitasnya di DPR tengah libur karena memasuki masa reses. "Di bulan Ramadan ini, alhamdulillah, libur. Aktivitas di DPR libur. Reses. Jadi, bisa full di sini (sinetron)," imbuhnya. Justru, sambungnya, kalau tidak ada aktivitas, ia malah bingung. "Kalau nggak ada kerjaan, saya malah bingung. Mau ngapain? Kayaknya hampa gitu. Kalau ada syuting, saya justru senang karena bisa beraktivitas," ungkapnya.

Meski syuting pada bulan puasa, ia merasa bahwa ibadahnya tidak terganggu. Bahkan ia merasa sangat santai. "Bisa dilihat. Santai, 'kan? Menurut saya, puasa sekarang justru lebih santai. Suasana juga enak. Apalagi sekarang scene saya sedikit. Sebelum buka nanti juga saya pulang. Jadi, bisa buka di rumah sama anak-anak," katanya sembari menerima naskah yang diberikan seorang kru.

Saat tengah asik berbincang, seorang kru mendekati kami. la memberi kode kepada kami bahwa syuting akan segera dimulai. Primus tahu itu. "Nanti disambung lagi, ya," katanya sambil beranjak. Primus kemudian duduk di sisi lapangan di sebuah kursi plastik. Seorang penata rias memoles wajahnya. Setelah mengganti kostumnya, Primus langsung bergegas ke lokasi take yang jaraknya hanya beberapa meter.

Penampilannya saat itu seketika berubah. Mengenakan celana kain berwarna hitam, baju koko lengan pendek dan peci berwarna putih, Primus terlihat sederhana. la kemudian membaur bersama para pemain lainnya. Di situ sudah ada Teddy Syah, Malih, Khrisna Mukti, dan Jihan Fahira.

Pukul 14.15 WIB, take dimulai. Siang itu, syuting dilakukan di tengah jalan. Sama seperti adegan-adegan sebelumnya, take sempat dilakukan berulang-ulang guna mendapatkan hasilyang maksimal. Tiga puluh menit kemudian, take selesai. Primus langsung berjalan mendekati kami. Kembali kami melanjutkan obrolan yang tadi terpotong.

Primus mengaku bahwa aktivitasnya selama Ramadan ini tidak sampai membuat anak-anaknya mengeluh. Saat mereka sibuk bekerja, Lana Devina Yustisio, Sami Muhammad Abduh Yustisio, dan Tara Azkia Alona dijaga ibunda Jihan. "(Di rumah) ada Neneknya. Kakaknya Jihan juga banyak. Tapi sekarang kayaknya kita buka di rumah," katanya.

Primus kemudian bercerita tentang anaknya yang paling besar, Lana Devina Yustisio. Katanya, Lana kerap melihat akting orang tuanya saat sahur. "Karena dia kan sudah ikut sahur. Dia juga sudah mengerti jika yang kami perankan itu hanya akting. Waktu Mamanya adegan nangis aja, dia bilang, Ah, pura-pura, 'kan?'" kata Primus sambil tersenyum.

Lana, sambungnya, memang belum berpuasa secara full. "Kan belum diwajibkan. Usianya masih jalan 7 tahun. Masih berlatih. Itu juga saya yakin dia mau puasa karena dia malu sama kawan-kawannya di sekolah yang pada puasa. Tapi itu saya nilai sebagai hal positif," ungkapnya.

Dalam memberikan pemahaman, Primus tidak memerintah anak-anaknya untuk melaksanakan ibadah. Mengingat ketiga buah hatinya masih kecil. "Saya tidak langsung menyuruh mereka, tapi membiarka mereka melihat dan mengikuti. Karena umur mereka juga masih belum memenuhi persyaratan untuk melaksanakan ibadah. Tapi mereka sudah mulai ikut kalau saya sedang salat," ungkap anggota DPR dari partai PAN ini.

Selama bulan Ramadan ini, Primus selalu buka puasa di lokasi syuting. "Selama (puasa) ini selalu (buka puasa) di lokasi. Sama istri," katanya. Lantaran buka di lokasi, menu berbuka pun tidak ada yang spesial. "Bagi saya, makna puasa adalah kesederhanaan," ujarnya.

Primus memang suka berbuka dengan menu apa adanya. Bisa beli di warung atau pun menu yang sudah disediakan oleh kru. "Kalau buka puasa, sih, fleksibel. Apa saja. Saya biasa beli di warung. Kan sudah disediakan juga sama kru. Biasanya dengan ayam goreng. Minumnya air putih saja. Tidak repotlah," katanya.

Lantaran ikut syuting, Jihan tidak sempat untuk memasak. "Nggak bawa makanan dari rumah. Istri juga kan syuting. Jadi, dia nggak sempat masak. Kalau puasa kemarin memang selalu dimasakin," imbuh lelaki yang menikahi Jihan Fahira tanggal pada tanggal 17 September 2004 ini.

Meskipun menjalani syuting sambil puasa, Primus mengaku belum pernah membatalkan puasanya. "Alhamdulillah, belum pernah batal. Syuting santai. Pemain dan kru juga mendukung untuk puasa. Malah kalau tidak puasa, malu. Kalau tidur terus, badan malah jadi lemas. Makanya, saya selalu sempatkan olahraga satu jam sehari sebelum syuting," imbuhnya. Selain berolahraga, untuk menjaga staminanya, Primus selalu mengonsumsi madu.

Dalam hal menjalankan ibadah puasa, Primus memang mengaku tidak memiliki kendala. Namun, dalam melaksanakan ibadah sunnah, seperti salat tarawih, ia merasakan betul kendalanya. "Kendalanya tidak bisa berjamaah di masjid," ujarnya.

Namun, ia tetap menjalankan salat sunah itu di rumah. "Saya sama Jihan bisa (salat) berjamaah di rumah. Bisa juga sendiri-sendiri. Kan ada  toleransi waktu untuk ' salat tarawih," katanya.

 

(GENIE, Edisi 49, 19-25 Juli 2013)