Rionaldo Stokhorst : Tertekan Karena Peran

Menjalani karakter suami yang berselingkuh bukan tanpa risiko. Namun, itu pula yang membuat Rionaldo Stokhorst merasa tertekan dengan dua pilihan. Apakah itu?

Ada Naysilla Mirdad ada Marshanda.Ternyata mereka berdua lah yang membuat Rion­aldo Stokhorst mengalami dilema. Memilih Naysilla yang ia sayangi ataukah Marshanda, mantan pacar yang masih ia cintai.

Inilah yang sempat membuat Rionaldo tertekan. Pasalnya, ia tak bisa meninggalkan salah satu dari mereka. Rupanya, hal itu pula yang membuat Rionaldo harus rela dicap sebagai pria tidak tegas dan tak punya pendirian. Sikapnya yang menduakan istrinya juga membuatnya banyak dihujat karena mencintai wanita lebih dari satu.

Untungnya, semua hal itu hanya ada di sinetron. Bersama Nay­silla dan Marshanda, Rionaldo berperan di sinetron Orang Ketiga yang tayang tiap hari di layar kaca.

"Ini pertama kalinya saya berperan sebagai peselingkuh," ujar Rionaldo.

Menjadi peselingkuh tentu saja banyak tantangan dan risiko yang harus dihadapi Rionaldo. Apalagi jika bukan cap negatif.

"Yang pasti komentar ne­gatif. Karena sinetron, me­reka menghujat," jelas Rio.

Tak hanya penonton, akting Rio seba­gai Aris juga sering dikomentari sang istri. "Tapi istri Saya ti­dak ikut terbawa dengan ceri tanya. Dia sebagai penonton yang tahu kalau itu hanya sinetron," tambah putra pasangan Richard E. Stok­horst dan Yuli Damayanthi ini.

 

Pilih Istri

 

Diakui Rio memerankan orang yang terjebak perasaannya sendiri ternyata cukup melelahkan. Menurutnya, semua pria pasti pernah mengalami masa-masa seperti itu.

Namun baginya, masa-masa itu hanya terjadi saat pacaran saja. Setelah menikah, dia mengaku tidak pernah tergoda wa­nita lain.

"Saya, Rionaldo, pasti memilih istri. Karena waktu yang dihabiskan bersama istri nggak sedikit. Apalagi kami sudah pu­nya anak. Jadi, Rionaldo tegas memilih istri," ungkap suami dari Aureli Beata Schulz ini.

Rio juga berpendapat, muncul-nya pelakor hingga perselingkuhan tak semata-mata karena kesalahan perempuan. Ada andil dari pihak laki-laki yang tak kalah penting.

"Makanya harus ada kecenderungan bagi laki-laki untuk menurunkan pandangan. Karena ada istilah dari pandangan lalu turun ke hati," ujar Rio.

Diakui Rio, berperan sebagai Aris cukup membuat ia merasa tertekan. Bahkan, kadang mempengaruhi dirinya.

"Kadang saking stres karena peran ini, saya malah jadi konyol, jadi bercanda nggak jelas. Memainkan emosi itu lumayan menguras energi dan menetralkan-nya nggak semudah yang di-kira," jelasnya.

Sempat Jenuh

 

Menyelami perasaan Aris kadang ternyata juga mem­buat Rio cukup galau. Apalagi dia memainkan karakter ini setiap hari. Ritme itu tentu mem­buat Rio merasa jenuh dan lelah.

Namun, Rio bersyukur ketika Sabtu-Minggu, ketiga anak dan istri kerap mengunjunginya di lokasi syuting. Inilah yang mem­buatnya selalu merasa terhibur.

"Jadi mereka main di lokasi syuting. Ini hiburan buat saya," katanya.

Rio bersyukur karena anak-anaknya sangat mengerti de­ngan pekerjaannya.

"Saat weekend, anak-anak libur. Sedihnya saat anak-anak libur aku nggak bisa ngajak me­reka pergi. Tapi nanti adalah waktunya. Insya Allah terbayar-kan. Misalkan lagi nggak syuting bisa pergi dengan mereka," tuturnya.

 

(NYATA, Edisi 2437, III Maret 2018)