Dewi Sandra : "Pengen Nyubit Rasanya"

Tokoh Hana (Dewi Sandra) dan Karin (Cut Meyriska) cukup banyak menyita perhatian penonton Catatan Hati Seorang Istri (CHSI). Bagaimana hubungan mereka di luar dan saat syuting?

Hingga saat ini sinetron Catatan Hati Seorang Istri (CHSI) tetap mencuri perhatian pecinta sinetron tanah air. Sinetron itu berfokus pada cerita tentang perempuan-perempuan yang masing-masing membawa luka hati sendiri-sendiri.

Kehidupan rumah tangga Hana diuji ketika ia menemukan sosok berjuluk Hello Kitty yang selalu mengirim pesan singkat (SMS) mesra kepada suaminya.

Hana mulai bertanya, apakah mungkin suaminya yang perhati­an, lembut hati, serius dan sangat dewasa, tega mengkhianati cintanya. Tokoh Hello Kitty itu tak lain adalah Karin yang diperankan oleh Cut Meyriska.

Emosi

Konflik antara Karin dan Hana memuncak ketika diam-diam Hana tahu suaminya selingkuh dengan Karin hingga hamil.

"Pada awalnya, hubungan kami memang masih manis. Ka­rin sering datang ke rumah dan berhubungan baik dengan anak-anak dan suami saya. Ketika itu, akting saya masih biasa-biasa saja. Artinya tidak harus mengontrol emosi. Istilahnya dia masih saya anggap sebagai se­orang adik yang manis dan per­hatian terhadap keluarga kami," kata pemilik nama lengkap Dewi Sandra Kellick itu.

Diakui Dewi, memerankan so­sok Karin juga bukan perkara mudah. Sebab, hampir di sepanjang sinetron, Cut Meyriska yang biasa disapa Cika itu harus berperan sebagai tokoh antagonis atau jahat.

"Menurut saya, tidak ada peran yang mudah, baik itu protagonis maupun antagonis. Saya tahu, Cika harus menguras banyak energi untuk selalu marah-marah. Begitu juga dengan saya yang harus menahan emosi untuk tidak terpancing karena perbuatan Karin," kata perempuan cantik kelahiran Rio de Janeiro, Brazil, 3 April 1980 itu.

Dewi harus pandai mengolah emosinya, ketika tokoh Karin mulai berubah menjadi sosok yang ingin menghancurkan ru­mah tangganya dengan menguasai Bram, suaminya.

"Nan, di situ emosi saya benar-benar diaduk-aduk. Karin yang manis berubah menjadi tokoh yang menyebalkan. Ketika sedang take, saya seringkali lepas kontrol. Misalnya, intonasi suara saya langsung meninggi atau mata saya melotot dengan gerak tubuh yang sedikit kasar," kata Dewi dengan nada gemas.

Dewi dan Cut Meyriska bertemu kali pertama dalam sine­tron CHSI. Sebelumnya mereka tidak saling kenal.

Menurut Dewi, dia cukup terkesan dengan sosok Cika yang baru dikenalnya. "Pertama kenal ya di lokasi syuting CHSI ini. Menurut saya, dia anaknya baik, cantik dan gampang bergaul dengan siapa pun termasuk dengan para kru. Dia juga kerap membawakan makanan buat teman-teman di sini. Pokoknya anaknya asyik, kok," ujar Dewi memuji Cika.

Sering beradu akting, membuat Dewi memiliki sahabat baru. Kedekatan mereka akhirnya terbangun, karena seringnya berada di lokasi syuting untuk sinetron yang sama. Saat ini, sinetron CHSI sudah memasuki episode lebih dari 85.

"Di sini, alhamdulillah, semua pemain menjadi sebuah kelu­arga baru. Enggak ada istilah senior atau junior, semuanya sama. Karena di sini, kami ingin berakting yang bagus dan membuat sinetron yang bagus juga. Alhamdulillah, sejauh ini kerja keras kami semua termasuk para kru diapresiasi dengan bagus juga," ujar Dewi.

Di luar syuting, tidak dipungkiri terjalin juga persahabatan an­tara Dewi dan Cika. "Ketika sedang off scene, saya dan Cika sering ledek-ledekan. Saya se­ring gemas sama dia, pengen nyubit rasanya ha ha ha. Dianya sih santai saja. Secara fisik, Cika memang sangat pas memerankan Karin. Padahal aslinya, dia itu kocak banget, masih kekanak-kanakan. Ra­sanya  jadi seperti punya adik baru," canda Dewi.

Ketika sama-sama menunggu syuting, keduanya juga kerap berdiskusi tentang peran ma­sing-ma­sing. "Dia sering ngeledekin saya. Dia bi­lang, awas nanti saya galakin, siap-siap tahan emosi ya ha ha ha. Saya balik bercanda, kamu juga siap-siap nanti saya cakar kalau Hana marah," kata Dewi soal obrolan santainya dengan Cika.

Selisih usia yang mencapai 13 tahun antara Dewi dan Cika membuat Cika seperti mene­mukan sosok kakak baru. Menu­rut Dewi, Cika juga banyak bertanya soal kebiasaan yang dilakukan Dewi.

"Saya kan suka sekali membaca buku tentang psikologi. Dia suka tanya isi dari buku yang saya baca. Tidak hanya itu, dia juga suka bertanya seputar penampilan saya. Dia bilang, dia suka dengan gaya fashion muslim saya, yang menurutnya fa­shionable but not too much," papar Dewi.

Sayangnya, jadwal syuting yang sangat padat membuat mereka hanya sempat bertemu di lokasi syuting. Rating yang tinggi membuat para pemain dan kru sinetron harus kerja ekstra keras. Dalam satu hari, syu­ting biasanya untuk 2-3 episode sekaligus. Sehingga tidak heran, syuting dimulai dari Senin hingga Minggu mulai jam 09.00 WIB sampai 24.00 WIB.

"Bisa dibilang kehidupan kami sekarang ya di sini ini. Hari Minggu memang off dan itu benar-benar buat keluarga. Jadi, pertemuan intens memang hanya dilakukan di lokasi syuting," kata Dewi yang baru merilis sing­le Aku Pulang. sound track un-tuk Film Haji Backpacker ini.

Hadiah Khusus

Dewi juga menunjukkan perhatiannya kepada Cika dengan memberikan hadiah khusus berupa busana muslim untuk di-pakainya saat Lebaran.

"Pada suatu kesempatan, saya memakai busana muslim yang ternyata Cika suka. Dan ketika saya ada kesempatan ke toko itu lagi saya belikan sepasang busana muslim buat dia, ternyata dia suka banget. Ya, al­hamdulillah," ungkap Dewi yang memberikan Cika busana mus­lim berupa blus dan rok panjang berwarna biru muda.

Dewi tidak menampik, Cika menyukai gaya fashion dirinya yang tidak keluar dari pakem Islami. "Ya, dia sering memuji gaya fashion saya. Saya bilang, sekarang memakai busana mu­slim itu tetap bisa keren kok, tetap bisa fashionable," ujar Dewi yang memang sangat fa­shionable itu.

Tidak banyak yang tahu me­reka bersahabat di lokasi syuting. Banyak penggemar Dewi yang kerap komentar kepadanya soal perannya sebagai Hana yang disakiti Karin.

"Banyak penggemar Hana yang bilang, aduh Hana dibales dong masa digituin Karin diam saja sih?" ujar Dewi. Mendengar komentar itu, Dewi memberikan komentar cukup bijak kepada penggemarnya.

"Tenang saja, itu hanya peran di sinetron, kok. Jadi Hana ya me­mang harus begitu. Itu sudah karakternya yang tidak bisa diubah. Tapi seru kan," ujarnya. 

 

(Nyata, Edisi 2248, I Agustus 2014)